Pagi2 lagi, jalan2 lagi dan sehat2 lagi, motto memulai vlog YouTube channel jalan2 "Aryo Djendra", dimulai khas suara reporter terkadang medok jawa, dan terkadang asal "njeplak" memandu detik per detik video dokumenter olah raga pagi jalan sehat sembari nge Vlog dimulai dari Stasiun Lempuyangan Jogjakarta.
Parkir menitip kendaraan ditepi ruas jalan depan stasiun Lempuyangan Jogja yang satu arah, memulai petualangan jalan2 pagi, melihat sebentar tampak muka stasiun Lempuyangan yang semakin cantik, terngiang ingatan jauh sebelum direnovasi, dulu setiap naik kereta tiket dari stasiun Lempuyangan Jogja, suasana stasiun jaman "old" nya dengan kebebasan dan aroma yang mungkin masih tertanam di memori.Â
Wajah baru Stasiun Lempuyangan sebagai satu dari suguhan etalase modernisasi perkeretaapian Indonesia, salut buat revolusi yang dilakukan PT. KAI. Bicara stasiun Lempuyangan Jogja, secara umur lebih tua dibanding Stasiun Tugu Jogja (stasiun kereta api utamanya Jogja) kurang lebih beda usia 10 tahun lebih dulu diresmikan stasiun Lempuyangan, masih jaman Belanda di Indonesia, dari cerita sekitar tahun 1870 an, lebih dari 150 tahun yang lalu!!
Berjalan sebentar ke arah bawah jembatan layang Lempuyangan, terasa lebih dekat berpelukan dengan beton penyangga jembatan, persis di bawah jembatan, bisa langsung melihat telanjang nya rangkaian struktur jembatan yang kokoh dan saling julur menjulur.Â
Sempat menunggu kereta lewat di perlintasan kereta api, dan sedetik kemudian sirene penutup lintasan berbunyi lagi tanda ada kereta api lagi yang akan melintas, terburu buru segera melintas ditemani mobil, motor, becak dan sepeda kayuh, masih di bawah jembatan Lempuyangan.
Berbelok arah masuki komplek perumahan PT. KAI Pengok Jogja, samping balai pelatihan nya karyawan PT. KAI, melawati jembatan kecil yang sedikit membuat banyak pertanyakan misteri di dalam otak, sembari tetap ngevlog buat YouTube channel mulai masuk komplek perumahan Pengok PT. KAI, yang bentuk rumah dan arsitektur nya mirip-mirip satu rumah dengan lainnya.Â
"Ada rel di tengah perumahan" melintas santai membelah jalan perumahan di komplek Pengok PT. KAI, membayangkan jika sore hari ibu2 sembari menyuapi anaknya sambil nonton kereta lewat cukup duduk di teras rumah menjadi hiburan yang tidak didapatkan anak lain selain di komplek perumahan PT. KAI Pengok Jogja. Karena komplek perumahan Pengok ini memang berada jadi satu dengan bengkel kereta api Balai Yasa.
Pengok merupakan nama suatu kawasan di kota Jogja, kawasan yang punya sejarah tua tempat adanya bengkel kereta api Balai Yasa, deretan perumahan model lawas khas rumah komplek kereta api yang indis, deretan pohon2 besar yang rindang dengan kuliner es penyelamat dahaga dan jalan satu arahnya yang lebar.Â
Nama Pengok dari cerita yang mungkin bisa benar atau bisa karena dipaksakan buat humor, berasal dari kata ngook...ngook...ngook bel sirene jaman Belanda, yang suaranya sangat keras sampai jauh kuping mendengar, pertanda masuk kerja atau istirahat atau jam pulang kerja, untuk para buruh pekerja di bengkel kereta api Balai Yasa yang memang sudah lama ada dan dibangun sekitar awal tahun 1900 saat jaman penjajahan Belanda, maka nya di sebelah barat kampung Pengok, ada nama kampung Klitren, dari kata kuli train atau buruh kereta api, karena memang di Pengok berdiri bengkel kereta api tertua di Indonesia bernama Balai Yasa Pengok Jogja.Â
Mengarah kembali ke stasiun Lempuyangan menyusuri trotoar di jalan satu arah Jl. Kusbini, nama jalan yang dinamai seorang komposer pencipta lagu yang memang tempat tinggal nya di Pengok sekarang Jl. Kusbini, melirik sebentar ke danau buatan/Embung yang sedikit mengering meski di musim hujan, jogging dan duduk2 terlihat banyak warga yang memanfaatkan nya.Â