Mohon tunggu...
Djatwiko Wicaksono
Djatwiko Wicaksono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

. "Berdebat" Insya Allah itu bukan Ciri Saya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mentradisikan Mencium Tangan Orang Tua

2 Mei 2012   09:44 Diperbarui: 4 April 2017   16:13 2035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tradisi mencium tangan orang tua yang dilakukan oleh anak-anak ketika akan pergi, baik itu sekolah ataupun keluar rumah, kerap dilakukan oleh anak-anak atau orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua, perbuatan mencium tangan orang tua adalah simbol tata krama adab dan kesopanan dalam menghormati orang tua. Dan sudah selayaknya seorang anak diajarkan dan diharuskan hormat kepada orang tuanya. Betul memang banyak cara untuk mengajari anak untuk berprilaku sopan dan menghormati tua. tapi kita juga tidak boleh meremehkan tradisi mencium tangan ini, sebab amat besar nilai tradisi ini.

Untuk sementara orang dan sebagian kalangan perbuatan mencium tangan orang yang lebih tua (/orang tua) dianggap perbuatan sederhana yang tidak penting menjadi perhatian. Wal hasil jika seorang anak bertemu dengan orang tuanya dia hanya mengucapkan assalamualaikum, begitu juga ketika berjumpa paman dan bibinya ataupun teman kedua orang tuanya, maka dia hanya tersenyum sedari mengucapkan ‘selamat sore om/tante”. Perbuatan ini bagus, tapi alangkah lebih bagus dan baik kita juga mencium tangan mereka.

Dulu ada seorang murid TK yang baru mulai masuk sekolah, awalnya murid itu saat masuk didepan kelas dengan tertib masing-masing murid mencium tangan ibu gurunya. Ternyata tak satu pun murid yang mencium tangan ibu gurunya, lantas si ibu gurunya pun heran, sambil berkata dalam hati, “astagfirullah di ajari suruh cium tangan ibu guru malah gak mau” ternyata yang dilakukan murid-murid bukanlah mencium tangan ibu gurunya, melainkan tangan ibu gurunya di letakkan di jidat anak itu, jadi bukan di cium tangannya. Tapi anda juga jangan heran hal seperti ini juga sering dilakukan orang dewasa.

Mungkin barangkali kita khawatir akan majunya zaman dan perkembangan teknologi saat ini, boleh jadi dengan salah satu dampaknya bisa membuat tradisi ini sedikit demi sedikit memudar, kita bisa menduga secara tidak langsung perkembangan zaman sangat mempengaruhi pola kehidupan seorang. Dengan sendirinya / lambat laun tradisi ini akan mulai ditinggalkan. Tapi kita tidak berharap demikian.

Nilai yang terkandung dalam tradisi mencium tangan yang dilakukan amat besar faedahnya, dalam perbuatan ini sadar tidak sadar kita telah mengajarkan nilai-nilai adab dan tata krama kesopanan. Jangan dilihat dari sederhananya perbuatan ini, tapi lihat buah dari perbuatan itu. Di sisi lain mungkin kita pernah mendengar seorang mengatakan ciumlah tangan orang tua kita, kita ambil berkahnya. Itulah cara anak dalam memandang perbuatan mencium tangan, hal ini semata-mata mereka perbuat untuk mengungkapan betapa mereka mencintai dan menghormati orang tuanya. Anda tidak akan pernah mendengar dan melihat anak yang kurang adab atau bahkan cuek mengeluarkan perkataan ini.

Sekali lagi mengajari anak untuk mencium tangan orang tua sama dengan kita juga mengajari adab dan kesopanan untuk dirinya. Inilah maksud dulu orang tua kita mengajari kita perbuatan seperti ini. tampaknya tepat istilah “Jika Anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ‘ia belajar keadilan”. Adil disini ia menempatkan dan memperlakukan orang tuanya dengan penuh penghormatan dan kasih sayang. Salah satunya dengan perbuatan mencium tangan mereka yang menjadi simbol sebagai ungkapan rasa hormat terhadap kedua orang tua. Kalau saja masih banyak orang yang memperhatikan tradisi ini. Maka tradisi mencium tangan orang tua akan terus bersambung serta tidak termakan oleh perkembangan zaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun