betapa senangnya seandainya angkutan umum di indonesia nyaman, adem, wangi, cepat, dst, dst.......
tetapi sayangnya, kenyataan umum kondisi angkutan umum kita, bahkan yang seperti kereta apikelas eksekutif sekalipun masih banyak kekurangan, dari WC yang jorok, jadwal yang molor dst.
mungkin impian angkutan umum yang nyaman masih jauh dari tercapai, tetapi apakah saat ini arah layanannya sedang menuju kesana?
dari beberapa kota di luar indonesia yang pernah saya kunjungi, yang menurut rasa saya kondisi angkutan umumnya lebih nyaman dan lebih tertata, ada beberapa kesamaan yang saya lihat:
- operasional angkutan umum bukan bisnis murni, tetapi juga merupakan bentuk layanan yang dikelola oleh pemerintah atau suatu badan yang dibentuk/ditunjuk pemerintah setempat: tidak ada juragan angkot atau pengusaha angkot privat yang ngompreng
- operator angkutan (sopir dan krunya, termasuk tenaga mekanik) bekerja dengan upah bulanan (bukan sistem setoran, kecuali taksi mungkin)
- angkutan umum berhenti hanya di tempat yang ditentukan, tidak selalu halte yang mewah, kadang cukup rambu bus stop saja
- ada yang menggunakan sistem berlangganan (dengan kartu) sehingga sopir/kru tidak pusing mengumpulkan ongkos dan menyediakan kembalian
beberapa kelebihan dari kondisi diatas adalah:
- sopir tidak bersaing untuk mengangkut penumpang sebanyak2nya, bahkan kalau perlu sampai overload dan kejar2an dengan angkutan lain untuk kejar setoran
- tidak ada penumpukan angkutan umum di tempat tertentu (ngetem) yang merupakan salah satu penyebab kemacetan
- tidak ada jalur basah (padat penumpang) dan jalur kering (sedikit penumpang), semua dilayani
- dengan sistem berlangganan tidak perlu check point yang berlebihan untuk memastikan sopir/kru tidak curang dengan menilep uang penumpang
- jadwal operasi lebih pasti dan tidak perlu timer (atau tukang palak angkot) untuk mengatur operasi angkutan
- pemeliharaan angkutan yang lebih terkontrol
Jika saja kita bisa mengadopsi cara kota-kota itu mengelola angkutan kotanya sehingga bisa menarik lebih banyak pengendara kendaraan pribadi agar pindah ke angkutan umum, mungkin bisa sedikit mengurangi kemacetan dan carut marut lalu lintas kita
namun tentu tidak semudah dan sesederhana itu merombak sistem angkutan kota ini, pastinya banyak yang harus disiapkan seperti:
- pengambilalihan angkutan umum yang dimiliki pribadi: kompensasinya apa? apakah diganti dengan bagian kepemilikan modal dengan sistem bagi hasil??? mungkin dengan pembentukan PT ORGANDA Tbk?
- akan banyak tenaga kerja yang tidak diperlukan lagi: kenek, timer (yang resmi maupun ilegal/preman) dll >> perlu dipikirkan mereka akan dikemanakan
- registrasi sopir >> perlu dibentuk sejenis asosiasi untuk mempermudah standarisasi kompetensi dan juga administrasinya (karena mereka menjadi karyawan yang digaji)
- penyiapan halte/bus stop yang memadai
- penyiapan peta/rute trayek yang definitif agar calon penumpang dimudahkan
- penyiapan pool angkutan untuk keperluan maintenance termasuk teknisi maintenancenya
- penyiapan sistem tiket berlangganan dan standar tarifnya: mungkin utk awalnya bisa digunakan sistem DAMRI jaman dulu dengan karcis berlangganan sehingga calon penumpang cukup membelinya seminggu/sebulan sekali jika sudah habis (kartu elektronik sepertinya masih terlalu jauh)
- dll, dll, mohon dilengkapi
Kira-kira, layak nggak ya ini diterapkan di indonesia???