Mohon tunggu...
Djasli Djosan
Djasli Djosan Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Mantan redaktur dan reporter RRI, anggota Dewan Redaksi majalah Harmonis di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kunjungan Presiden Jokowi ke Luar Negeri

27 Juni 2022   11:51 Diperbarui: 30 Juni 2022   18:23 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Jokowi berangkat ke Jerman menghadiri KTT G7, setelah itu ke Ukraina dan Rusia. Di Jerman, Presiden Jokowi akan mengajak negara-negara anggota G7 mengupayakan penyelesaian damai konflik Ukraina dan Rusia. Begitu juga di kedua negara yang sedang berperang, Jokowi akan mengajak masing-masing presiden, Zalensky dan Putin untuk mengakhiri perang. 

Misi perdamaian yang dibawa Presiden Jokowi sangatlah mulia karena perang berkepanjangan akan merugikan kedua pihak dan berdampak juga bagi pembangunan ekonomi dunia. Kita belum tahu, konsep perdamaian seperti apa yang akan ditawarkan Indonesia kepada G7 begitu juga Ukraina dan Rusia.

Perundingan kedua pihak yang bertikai telah beberapa kali dilakukan namun tidak membuahkan hasil. Perundingan akan dapat berhasil kalau kedua pihak benar-benar mau menye;esaikan masalah dengan menghilangkan penyebabnya. 

Penyebabnya adalah karena Rusia berang dan menuduh Ukraina menindas etnis Rusia di Ukraina timur selama bertahun-tahun. Rusia  menuduh Ukraina sebagai Neo Nazi. sehingga harus diganyang. Rusia juga tidak mau membiarkan Ukraina yang bekas anggota Negara-negara Persemakmuran Uni Soviet masuk ke dalam NATO.

Presiden Ukraina sejak awal meminta bertemu langsung Presiden Putin untuk menjelaskan kondisi Ukraina yang sebenarnya, namun tidak digubris. 

Nah, faktor apa sekarang yang memungkinkan Rusia mau menghentikan perang?  Selama masih berada di atas angin, Rusia taampaknya akan terus menggempur Ukraina dengan persenjataan yang super canggih. Itu pula sebabnya AS dan beberapa anggoa NATO memasok senjata ke Ukraina untuk membela diri. 

Rusia harus diusir ke luar Ukraina karena melanggar hukum internasional. Rusia baru akan mau berunding kalau angkatan bersenjatanya terdesak seperti yang dilakukan Belanda dalam perang melawan Indonesia tahun 1945-1949. 

Belanda mau berunding karena TNI dan lasykar terus bergerilya menyerbu kedudukan pasukan-pasukan NICA di seluruh wilayah Indonesia. Dus, penghentian perang di Ukraina terletak pada iktikad baik Rusia. Semoga saja konsep damai yang dibawa Presiden Jokowi dapat melunakkan hati Presiden Putin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun