[caption id="" align="aligncenter" width="375" caption="sumber : en.m.wikipedia.org/wiki/Ricardo_Moniz"][/caption] Beberapa hari kemarin, seperti berita yang di lansir dari media metrotvnews.com, menyebutkan bahwa PSSI akan segera menunjuk pelatih baru untuk menukangi timnas senior sepeninggal Alfred Riedl yang di putus kontrak akibat kegagalan di Piala Aff 2014 berapa waktu lalu. Hal itu disampaikan langsung oleh Sekjen PSSI, Djoko Driyono yang menjelaskan jika di bulan maret 2015 mendatang akan ada FIFA match day, jadi di medio januari-februari tahun depan Timnas senior sudah harus memiliki seorang pelatih baru. Untuk menentukan siapa yang akan menukangi timnas senior nanti, PSSI beserta BTN akan melibatkan direktur teknik anyar asal belanda, Pieter Huistra. Namun kabar yang beredar menyebutkan jika sudah ada deretan nama pelatih-pelatih lokal yang masuk sebagai calon pengganti Riedl. Yang diantaranya adalah Rahmad Darmawan, Djajang Nurjaman, Nil Maizar, dan Indra Sjafrie. Bagaimana menurut anda, apa sejumlah nama pelatih-pelatih lokal yang berprestasi itu pantas untuk menukangi Timnas senior?. Well, tak ada salahnya jika PSSI dan BTN untuk mencoba salah satu dari nama-nama tersebut. Selain faktor komunikasi untuk pemahaman strategi akan berjalan dengan baik, pelatih lokal mungkin lebih mengerti pola pikir dan kemauan pemain-pemain indonesia. Setidaknya sama halnya dengan kesuksesan malaysia yang menggunakan pelatih lokal. Tapi tahukah anda ? Jika ada satu nama pelatih asal belanda yang di rujuk oleh blog bernama www.sepakbolanda.com, sebagai pelatih keturunan indonesia yang pantas di lirik dan di panggil PSSI untuk menggantikan posisi pelatih Timnas senior. Dalam tulisan di blog tersebut, pelatih yang bernama lengkap Ricardo Moniz, disebutkan memiliki riwayat karir dalam dunia sepakbola yang cukup lumayan. Sebagai pelatih, klub yang ditukanginya bukanlah klub-klub elit di liga-liga elit pula, tapi setidaknya jabatan yang pernah di embannya sebagai direktur akademi klub Al Jazeera Uni emirat arab 1997, technical coach Feyenoord 1998, coach technic Grazhoopers Zurich 1999, skills coach Tottenham Hotspurs 2005, Technical coach Hamburg sv 2008-2010, dan menjadi pelatih kepala Klub Austria Redbull Salzburg 2011-2012, Ferencvaros Hungaria 2012-2013, Lechia Gdansk Polandia 2014 hingga Tsv 1860 Muenchen hingga sekarang, sudah menjadi bukti bahwa Moniz adalah salah satu pelatih yang sudah banyak makan garam dan malang melintang di lingkup sepakbola eropa. Apalagi semasa melatih Redbull, Moniz sudah persembahkan double winner dan satu gelar bagi Ferencvaros. Moniz adalah mantan pesepakbola yang kini berprofesi sebagai pelatih berkebangsaan belanda yang memiliki keturunan indonesia dari Ibunya langsung. Moniz di anggap sebagai ahli waris Wiel Coerver bersama Rene Meulensteen, sebab keduanya juga menekankan Skill individu dan latihan yang terstruktur. Mirip seperti apa yang telah dilakukan Wiel Coerver yang juga pernah menukangi timnas indonesia tahun 1975-1976 setelah sebelumnya mengantarkan Feyenoord Rotterdam juara piala UEFA untuk pertama kalinya. Coerver sendiri, terkenal dengan ungkapannya yang berisikan " sepakbola adalah 20% pakai kaki, 20% pakai kepala, dan 60% pakai hati", jadi menurut Coerver, sejatinya bermain bola itu menggunakan perasaan. Moniz, mengatakan kepada www.sepakbolanda.com, jika dirinya pernah berbicara dengan Wiel tentang indonesia sewaktu masih bersama di klub PSV Eindhoven. Moniz menuturkan bahwa Wiel begitu mencintai indonesia dan menyebut indonesia sebagai rumah keduanya. Moniz pun tergugah dan akan dengan senang hati bersedia jika suatu saat di percaya PSSI untuk menukangi Timnas indonesia. Moniz yang semasa menjadi pemain pernah memperkuat PSV Eindhoven, selain pernah berprofesi sebagai pelatih teknik, skill coach, juga memiliki sertifikat fisioterapi. Moniz adalah salah satu pelatih di dunia dengan Ilmu lengkap, bahkan kemampuan Moniz pun pernah di puji oleh Robin van persie dan Edgar Davids. Meski namanya tak sebesar Louis Van Gaal dan Guss Hiddink ataupun Johan Cruijff, tapi Ricardo Moniz memang pantas menjadi pewaris Metode Wiel Coerver yang dijuluki sebagai Einsteen nya sepakbola dunia. Alangkah lebih sempurnanya karir Moniz jika bisa mengikuti jejak Wiel menukangi timnas indonesia. Apalagi, Moniz semasa kecilnya telah mendapatkan didikan ala negeri timur (Indonesia) oleh Ibunya yang tidak mengenal pantang menyerah dan selalu dituntut bekerja keras. So, itulah sedikit ulasan yang saya baca dari www.sepakbola belanda, yang menuliskan beberapa hal untuk setidaknya PSSI melirikkan matanya pada Ricardo Moniz sebagai pengganti Alfred Riedl. sumber tulisan : www.sepakbolanda.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H