Beberapa jam lalu, Persipura jayapura baru saja mencatatkan sejarah baru bagi sepakbola indonesia di turnamen Afc cup. Setelah berhasil menumbangkan sang juara bertahan Afc cup, Kuwait sc , dan menjadi tim pertama indonesia yang akan berlaga di babak semifinal.
Sebelumnya, di tahun 2011 lalu persipura juga yang mencetak sejarah sebagai tim pertama indonesia yang lolos ke perempatfinal Afc cup.
Namun pemberitaan tentang kehebatan persipura itu, yang secara nyata telah mengharumkan nama persepakbolaan indonesia di level asia. Seolah tidak terlalu di anggap penting bagi PSSI dan sebagian warga indonesia pecinta sepakbola. Bahkan, pada tahun 2012 lalu, PSSI yang pernah tercerai berai dan mengalami dualisme, telah memvonis atau mencoret jatah berlaga persipura di Liga Champions Asia.
PSSI kala itu berdalih, bahwa persipura tidak akan berlaga di Liga Champions Asia, karena berlaga di kompetisi ISL yang di anggap ilegal oleh PSSI Djohar Arifin. Dan imbasnya, AFC selaku federasi sepakbola asia mencoret persipura dari jatah Liga Champions Asia.
Tapi ternyata, belakangan baru di ketahui. Bahwa sebenarnya kala itu AFC tidak pernah mencoret persipura, PSSI lah yang sengaja tidak mendaftarkan persipura dengan mengulur pengiriman berkas persipura ke AFC. Buktinya, AFC menolak permohonan PSSI yang ingin menyodorkan Persija atau arema sebagai pengisi jatah persipura tersebut. Karena Badan Sepakbola seluruh asia itu terlalu profesional dan memahami betul peraturan yang berlaku.
Bahwa sesungguhnya jatah LCA itu hanya milik juara liga Indonesia, atau persipura yang selaku pemegang titel bertahan tersebut sebelum terjadinya dualisme.
Bukan hanya sekali itu saja jatah persipura di rampok PSSI. Pada 2006 silam, Nurdin Halid yang menjabat sebagai ketua umum juga pernah melakukan hal yang sama. Malah ada satu spekulasi mengerikan yang beredar kala itu, yang menyebutkan alasan Nurdin Halid tidak mendaftarkan persipura. Hanya karena masalah ras yang akan membuat PSSI Nurdin Halid malu, jika asia dan dunia tau ada club minoritas dari ujung indonesia dengan talenta luar biasa.
PSSI juga pernah mendzalimi persipura saat berlaga di final copa indonesia 2009 lalu. Ketika berjumpa dengan sriwijaya fc di jakabaring, PSSI menugaskan wasit Purwanto yang berusia 46 tahun untuk memimpin pertandingan. Padahal, berdasarkan aturan FIFA, wasit yang bertugas tidak lebih dari usia 45 tahun. Dan akhirnya, keputusan PSSI itu berhasil membuat persipura pulang dari palembang tanpa piala.
Juga di tahun 2011, PSSI pernah mengehentikan dana pembinaan untuk sepakbola papua. Dana yang katanya berasal dari bantuan FIFA tersebut, belum pernah sampai dan di rasakan oleh papua.
Itu hanya segelintir perlakuan tidak adil PSSI terhadap sepakbila papua, yang seakan menganaktirikan talenta-talenta luar buasa dari tanah papua.
Hingga sekarang pun, masih sering terdengar di berita-berita. PSSI selalu mencari dan memberikan berbagai alasan batalnya pemain persipura untuk bermain di tim nasional.
Dengan hasil membanggakan persipura. Yang telah mengharumkan nama persepakbolaan indonesia di level asia. Dan 2 kali sudah mengukir sejarah bagi sepakbola indonesia di mata asia.
Apakah masih ada penghormatan atau setidaknya pujian dan sanjungan untuk sepakbola indonesia timur itu ?
Dan masihkah PSSI selalu menganaktirikan persipura dan papua ?
Semoga PSSI tidak mencontohi raja spanyol, yang tidak menyukai kehebatan Fc Barcelona. Yang kasusnya hampir mirip dengan papua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H