Mohon tunggu...
djarwopapua
djarwopapua Mohon Tunggu... wiraswasta -

Liverpool Selamanya...YNWA !!

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kota Jayapura Penghasil Limbah Botol

14 September 2014   22:08 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:42 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kota Jayapura sebagai ibukota Provinsi papua, sudah 2 kali berturut-turut mendapatkan piala adipura. Tapi kenyataannya, meski walikota jayapura telah memberlakukan larangan membuang sampah pada jam-jam tertentu, dan akan di kenakan denda 50 juta rupiah bagi yang melanggar dan membuang sampah sembarangan. Toh, masih ada di berbagai tempat dan pinggir-pinggir jalan yang akan kita temukan pemandangan tumpukan sampah.

Namun, pemandangan tersebut bukan sepenuhnya kesalahan pemerintah kota. Tetapi, kepedulian masyarakat kota jayapura akan kebersihan yang sangat rendah juga menjadi salah satu faktor untuk benar-benar mewujudkan kota jayapura sesuai dengan jargonnya sebagai kota BERIMAN (Bersih, Indah, dan Nyaman).


Dinas Kebersihan dan Pemakaman kota atau yang di singkat DKP, sudah berusaha menurunkan armada penuhnya untuk bertugas membersihkan kota jayapura dengan menambah waktu bekerja dari yang semula hanya pagi hari, tapi sekarang sudah di lakukan pada sore hari juga.


Kinerja DKP bukannya tidak membuahkan hasil baik. Sampah-sampah plastik,kaleng-kaleng dan jenis-jenis sampah kering atau pun basah lainnya sudah berhasil di bersihkan dari sepanjang ruas-ruas jalan kota. Hanya saja, sampah-sampah seperti Botol plastik atau botol kaca dan kardus-kardus, masih selalu kita jumpai di dalam selokan dan di depan emperan-emperan toko.


Untuk sampah botol sendiri, kota jayapura bisa di katakan sebagai penghasil limbah atau botol tersebut. Sebab, belum adanya larangan ketat terkait peraturan daerah tentang miras. Masyarakat kota jayapura, sebagian besarnya adalah penikmat miras, hal itu yang menjadikan kota jayapura selalu penuh dengan sampah botol tiap harinya. Selain itu, tidak adanya penadah limbah-limbah botol dan kardus seperti di jakarta dan kota-kota lainnya.
petugas Satpol
Di kota jayapura sendiri, baru hanya ada penadah limbah kaleng alumunium dan limbah besi tua. Yang akan mengirim limbah-limbah tersebut ke tempat daur ulang di pulau jawa. Kalau di jakarta dan di pulau jawa lainnya, kita akan sulit menemukan limbah botol dan kardus, karena banyaknya pemulung yang memungutnya untuk di jual ke penadah. Saat membeli teh botol pun, kita tidak akan menikmati teh tersebut dari botol langsung, melainkan pedagang akan menukarnya dengan plastik es sirup.


Untungnya, pemerintah kota jayapura sangat terbantu oleh aksi sosial dari beberapa dinas yang bekerjasama dengan siswa siswi SMK negeri 1 kota jayapura. Mereka membuat sebuah program yang di beri nama BSN (Bank Sampah Nemo) untuk membantu mengurangi banyaknya limbah atau sampah-sampah. Bank sampah nemo tersebut, berfungsi layaknya bank-bank tempat menabung. Namun jika pada bank umumnya, kita harus membawa kartu tabungan dan uang untuk di setor, di Bank sampah nemo kita minimal harus menyetor sampah 1 kilogram dan kemudian kita akan di berikan kartu nasabah dan uang.


Pada loket BSN tersebut, telah di sediakan beberapa peti yang di sesuaikan dengan jenis-jenis sampah yang ada. Dengan demikian, sampah-sampah yang bisa di olah kembali akan di kreatifitaskan oleh siswa siswi smk negeri 1 jayapura, ataupun di kirim ke tempat daur ulang di pulau jawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun