[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="sumber foto : www.goal.com"][/caption] Tragis, naas, miris, malang dan apapun itu yang berbau memiluhkan, kini sedang mengisi perasaan sang legenda hidup sekaligus kapten Liverpool saat ini, Steven Gerrard. Bagaimana tidak, Gerrard yang dalam beberapa pertandingan terakhir Liverpool hanya bisa menghiasi bangku cadangan, dan mendapatkan kesempatan kala menjadi pemain pengganti bagi Adam Lallana di awal babak kedua Kontra MU berapa menit lalu, secara mengejutkan harus menerima kartu merah saat baru masuk dan bermain sekitar 45 detik babak kedua. Jika itu pantas di sebut sejarah ataupun rekor individu seorang Gerrard, maka itu pantas menjadi yang terburuk ataupun terhancur sepanjang karirnya. Tapi lantas tak semestinya vonis, tudingan atau kecaman yang layak di tujukan kepada Gerrard, sebab pelanggaran yang di lakukan oleh seorang Gerrard yang berbuah kartu merah itu seharusnya tak pernah terjadi. Pelanggarannya terhadap Ander Herrera yang dinilai membahayakan oleh sang pengadil atau wasit Atkinson, sangatlah berbau kontroversial. Atkinson tak begitu adil dan tanpa kompromi tega mencabut kartu merah dari sakunya tanpa sebuah peringatan ataupun sebuah kartu kuning terlebih dahulu. Selang beberapa menit kemudian, giliran Jordan Henderson yang berlari menggilir bola dan mendapat pelanggaran keras yang di lakukan oleh Phil Jones dengan menendang lutut Henderson begitu keras tanpa sedikitpun mengenai bola. Kembali Atkinson membuat keputusan keliru yang hanya mengganjar kartu kuning kepada Jones yang sebenarnya telah membuat pelanggaran yang lebih kasar dibandingkan apa yang telah di lakukan Gerrard tadi. Di menit ke-67, saat Liverpool telah tertinggal 0-2, lagi-lagi Atkinson menunjukkan kontroversialnya yang justru memberikan kartu kuning terhadap Balotelli. Padahal jelas terlihat Jones menjatuhkan diri sendiri alias diving dan tak mengenai sentuhan kaki Balotelli sedikitpun. Kontroversial itu semakin berlanjut setelah Atkinson memberikan hadiah penalti bagi MU, namun eksekusi Rooney mampu di patahkan oleh Simon Mignolet. Skor pun berakhir dengan kedudukan 1-2 dengan kemenangan MU. "Jika memang harus kalah, mungkin tak mengapa, tapi tak semestinya ini harus terjadi kedua kalinya". Begitulah yang mungkin di katakan seorang Gerrard dalam hatinya, karena kesalahan fatalnya yang membuat Liverpool gagal menjadi juara di musim lalu, dan gagal pula untuk merebut posisi ke-4 milik MU, dan semakin berat menembus zona champions. Tapi itulah sepakbola, tak semuanya pertandingan berjalan mulus dan enak untuk di tonton, terkadang ada banyak hal yang kita jumpai dan menjadi saksi atas kekeliruan, kebodohan dan semua kekontroversialan seorang wasit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H