[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="sumber foto : www.beritabola.com"][/caption]
Matchday 28 Liga primer inggris telah di lewati oleh Liverpool dengan hasil kemenangan 2-0, dan raihan 3 poin tersebut masih mengokohkan Liverpool di peringkat ke-5 dengan perolehan 51 poin atau 2 poin dibawah MU dan 3 poin dibawah Arsenal, yang terus membuat Liverpool kini semakin dekat untuk menembus zona champions. Pasalnya, 3 pesaing Liverpool di perburuan 4 besar akan melakoni laga berat di matchday berikutnya. Southampton bertandang ke Stamford Bridge markas Chelsea, dan MU akan berhadapan dengan Tottenham di Old Trafford, sementara Liverpool akan mendapat ujian kala melawat ke kandang Swansea City.
Jika saja MU kalah dari tottenham, dan Liverpool meraih kemenangan, otomatis Liverpool naik ke peringkat 4 menyalib posisi MU,dan dua klub lainnya Soton juga Tottenham jika mendapatkan hasil kalah ataupun seri, maka akan menjauhkan perolehan poin dari Liverpool. Diluar hasil yang akan di dapatkan oleh Liverpool di matchday 29, performa anak asuh Brendan Rodgers tersebut dianggap sudah konsisten dan lebih baik ketimbang para pesaingnya sejak laga boxing day desember tahun lalu.
Kebangkitan The Reds berawal dari Burnley
Bertandang ke kandang Burnley di matchday 16 tanggal 14 desember tahun lalu, Liverpool membawa catatan buruk dengan telah mengalami 7 kekalahan dan berada di papan bawah klasemen, dimana itu adalah hasil terburuk di era Brendan Rodgers. Problem itu yang membuat Rodgers mengubah taktik dan strateginya yang menghilangkan formasi berlian dan berjudi dengan menempatkan seorang gelandang Emre Can menjadi bek dalam formasi anyar 3-4-3. Dan hasilnya, Liverpool justru berhasil meraih kemenangan di kandang Burnley dengan skor 0-1. Tapi hasil tersebut, lantas tak menyurutkan kritikan-kritikan tajam dari para mantan pemain Liverpool dan juga sejumlah pengamat yang masih meyakini belum ada jaminan konsistensi dari skuad Brendan Rodgers yang telah terlampau jauh dari zona champions kala itu, dan memang benar di matchday berikutnya, Liverpool cuma bisa meraih hasil seri. Rodgers tetap optimis Gerrard cs masih bisa menembus zona champions sebelum liga berakhir nanti. Keoptimisan Rodgers itu bukan hanya sekedar ucapan, sejak menang dari Burnley di penghujung tahun 2014 itu Liverpool membuktikan konsistensi mereka dengan raihan yang nyaris sempurna dengan tak pernah mengalami satu kekalahan pun dari 12 laga hingga kembali bertemu Burnley dini hari tadi. Sejauh ini, Liverpool sukses mengumpulkan 32 poin di medio tersebut, dan jumlah yang terbanyak di bandingkan klub-klub Liga primer inggris lainnya di musim ini.
Merah Putih warna kebesaran The Reds dan Santa Claus, mungkin saja membawa hoki
Mungkin penulis setuju dengan isi tulisan di salah satu media online yang mengatakan jika penampilan gemilang Liverpool di boxing day desember tahun lalu, sebagai sebuah berkah dibulan kelahiran Yesus Kristus. Padahal sebelum memasuki desember, Liverpool bermain dengan begitu buruk dan menelan paling banyak kekalahan di antara klub-klub elit Liga Inggris. Asumsi itu memang sebuah kebetulan, tapi berkaitan dengan dua warna yang identik menjadi warna kebesaran jersey home Liverpool dan kostum sosok Santa Claus yang menjadi ikon di hari raya Natal. Jika anda seorang Liverpudlian, maka pemandangan yang bernuansa Natal di bulan desember akan sangat kentara di tribun-tribun stadion Anfield dengan para fans yang mengenakan syal juga topi Santa di kepala mereka.Bukan hanya Liverpool saja, rival abadi Liverpool, MU yang juga punya catatan sejarah laga boxing day yang begitu bagus, juga memiliki warna kebesaran merah. So, mungkin saja merah dan putih telah mendatangkan berkah di balik kebangkitan Liverpool, dan semoga terus berada di trek positif hingga akhir musim nanti dengan target finis 4 besar.
