Mohon tunggu...
djarwopapua
djarwopapua Mohon Tunggu... wiraswasta -

Liverpool Selamanya...YNWA !!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Selebrasi Gol yang Berujung Maut

22 Oktober 2014   00:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:12 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Jika anda seorang pecinta sepakbola, jelas anda sudah terbiasa dengan aksi-aksi pemain bola saat merayakan gol yang tercipta atau sebuah selebrasi. Pemain-pemain top dunia bahkan memiliki gaya selebrasi yang unik dan berciri khas. Seperti Gareth Bale yang berselebrasi dengan gaya membentuk jarinya bertanda Love, Nicolas Anelka yang mengepakkan telapak tangannya seperti seekor burung, Vincenzo montella yang membentangkan lengan layaknya pesawat terbang, Gabriel Omar Batistuta yang Menjadikan tangannya seperti senjata dan menembak ke arah penonton, dan Miroslav Klose yang selalu khas dengan selebrasi saltonya, juga masih banyak lagi selebrasi unik dari pemain-pemain top dunia lainnya.

Tak heran jika selebrasi dari pemain-pemain top dunia itu di tiru oleh pemain-pemain bola di liga-liga sepakbola lainnya, seperti di liga-liga sepakbola asia. Namun, Selebrasi itu membutuhkan kemampuan khusus untuk melakukannya dan bukan asal mencoba-coba, Jika tidak ingin berakhir dengan cedera atau yang teramat fatal.

Seperti Nasib sial yang baru saja menimpa salah satu pemain sepakbola india yang bernama Peter Biaksangzuala yang bermain di klub Bethlehem Venghtlang Fc, Mizoram Premier league Liga sepakbola regional india. Alih-alih melakukan selebrasi salto seperti Miroslav Klose, Peter memang sukses melakukannya hingga 2 kali tapi di salto kedua kepalanya yang mendarat lebih dulu di tanah.

Rekan-rekan peter yang berlari menujunya untuk merayakan gol yang di cetaknya, pun membatalkan setelah melihat peter tergeletak karena cedera. Peter akhirnya di tandu keluar lapangan dan di larikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan medis.

Sialnya, Peter harus di rawat ICU karena saraf tulang belakangnya banyak yang rusak. Setelah 5 hari kemudian, nyawa Peter tidak tertolong lagi.

Kejadian yang menimpa Peter ini, memang menjadi hal yang paling di takutkan oleh pelatih-pelatih sepakbola kala anak asuhnya merayakan gol dengan selebrasi yang berbahaya. Dan jelas, ini menjadi pelajaran berharga buat seluruh pesepakbola yang ingin melakukan selebrasi, terkadang harus membutuhkan keahlian khusus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun