Mohon tunggu...
djarwopapua
djarwopapua Mohon Tunggu... wiraswasta -

Liverpool Selamanya...YNWA !!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Kejutan Itu Berasal dari Negeri Diktator, Guinea Ekuator

5 Februari 2015   02:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:49 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Piala Afrika 2015 telah sampai pada babak semifinal yang akan berlangsung mulai dini hari nanti. Meskipun semulanya, turnamen ini akan di gelar di Maroko, tapi Federasi Sepakbola Afrika (CAF) akhirnya memutuskan menunjuk Guinea Ekuator atau Guinea Khatulistiwa sebagai tuan rumah Piala Afrika 2015, Karena Maroko telah menyatakan ketidaksiapannya akibat bahaya virus Ebola yang melanda benua Afrika.

Dengan demikian, ini adalah penampilan kedua bagi Guinea Ekuator di pentas Piala Afrika. Setelah sebelumnya, Guinea Ekuator menjadi tuan rumah bersama Gabon di piala Afrika 2012.

Guinea Ekuator bukanlah sebuah negara yang level sepakbopanya sebanding dengan negara-negara seperti Ghana, Kamerun, Nigeria, Afrika Selatan, dan Pantai Gading. Tak satu pun pemain dalam skuadnya yang berlabelkan bintang atau bermain di klub-klub besar eropa. Itu sebabnya Guinea Ekuator tak pernah sanggup bersaing ataupun lolos dari babak kualifikasi Piala Afrika.
Dari segi perekonomian, negara bekas jajahan spanyol yang merdeka tahun 1968 ini disebut-sebut sebagai salah satu yang terburuk di benua afrika saat ini. Tidak berkembangnya bangsa Guinea Ekuator di segala bidangnya, dianggap sebagai dampak yang di timbulkan oleh rezim penguasa Teodoro Obiang Nguema Mbasogo, Presiden Guinea Ekuator yang telah menjabat selama 36 tahun sejak 1979 silam.

Dan menurut rakyatnya sendiri, Obiang merupakan seorang diktator haus darah yang telah menyebabkan kesengsaraan dan penderitaan bagi seluruh rakyat Guinea Ekuator. Protes keras pun pernah di alamatkan kepada Obiang, saat dirinya mengundang penyanyi Julio Iglesias dan Timnas Spanyol. Karena rakyatnya berpendapat tak mungkin orang-orang terkenal seperti mereka rela datang ke Guinea Ekuator tanpa bayaran. Dan itulah cara busuk yang digunakan oleh Obing untuk membuat senang rakyatnya yang miskin.

Tapi itulah cerita yang telah berlalu hampir 2 tahun yang lalu. Saat ini seluruh rakyat Guinea Ekuator telah dibuat lupa akan kemiskinan, setelah timnas sepakbolanya berhasil melaju ke babak semifinal Piala Afrika 2015 untuk pertama kalinya dalam sejarah. Bahkan untuk mengambil ati rakyatnya, Obiang menggratiskan 40.000 tiket agar stadion Nuevo Estadio De Malabo terisi penuh.

Timnas Guinea Ekuator yang di latih oleh Esteban Becker, begitu tampil impresif dengan tak pernah mengalami kekalahan di 6 laga terakhirnya. Guinea Ekuator lolos ke perempatfinal dengan mengumpulkan 4 poin dari hasil 2 kali seri dan 1 kali menang. Di perempatfinal sabtu kemarin, Guinea Ekuator mengalahkan tim unggulan Tunisia dengan skor 2-1. Meski menuai kontroversi, Guinea Ekuator tetap mendapatkan satu tempat di semifinal.

Prestasi tertinggi yang di capai oleh Guinea Ekuator di Piala Afrika 2015 ini, otomatis telah mengundang pro dan kontra. Banyak yang menduga jika lolosnya mereka ke semifinal telah diatur, apalagi pemimpin Negara mereka juga dikenal sebagai seorang diktator.

Tapi terlepas dari itu semua, seluruh rakyat Vuinea Ekuator tak akan pernah sudi berpesta jika Timnas sepakbolanya berhasil mengalahkan Ghana di semifinal nanti karena sebuah skandal. Sedangkan di sisi lainnya, lolos ke semifinal saja seperti saat ini, adalah sebuah kejutan besar yang membanggakan di tengah penderitaan dan kemiskinan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun