Buku ini dibaca oleh jutaan manusia, hampir semua keluarga punya dan bahkan dihapal oleh jutaan manusia. Kadang- kadang dipakai diletakkan diatas kepala para pejabat yang akan bertugas sebagai tanda sacral seseorang untuk bersumpah. Apa begini caranya memakai buku tersebut ? apa tidak sebaiknya diujikan isi dan makna buku itu? Bagaimana kita akan memahami isi buku tersebut kalau hanya diletakkan diatas kepala? Seribu Tanya berkecambuk dalam kepalaku.
Sekarang buku itu teronggok diatas almari atau rak buku, seakan siempunya sudah lupa membacanya atau sudah tidak mau tahu lagi. Oooh…. Andai dia bisa bicara …pasti dia akan menangis, merana, sedih tak terkira, tiada elusan dan ciuman lagi bahkan hanya debu yang mau menghampirinya.
Hari demi hari, bulan silih berganti,akan datang bulan sakral yaitu bulan dimulainya buku tersebut turun. Dengan hati was-was penuh harap,dia sangat mengharapkan siempunya atau siapa saja untuk menyapanya atau mengelusnya atau barang kali membacanya, tetapi harapan kadang-kadang tinggal harapan…. Oooh..andai dia bisa bicara,,
Mas djarrot , anno 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H