Mohon tunggu...
Agoes Widjanarko
Agoes Widjanarko Mohon Tunggu... profesional -

pemerhati sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik

Budi Waseso VS Tito Karnivian, Hebat Mana?

6 Agustus 2015   23:53 Diperbarui: 6 Agustus 2015   23:53 1423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

( sumber kompas, olahan pribadi )

 

Beberapa hari kemarin kita dikejutkan oleh kasus dweling time (waktu bongkar muat barang), kasus yang ditangani oleh jajaran Polda Metro Jaya sungguh menggejutkan kita semua, bagaimana tidak penangkapan pejabat pejabat teras Kemendag RI diawal dari seorang pekerja lepas di Kementerian Perdagangan yang mempunyai rekening hampir 2 Milyard, hal ini mengingatkan kita terhadap kasus Gayus Tambunan seorang pegawai Pajak golongan IIIA yang mempunyai rekening gendut juga, peristiwa yang sungguh mengenyitkan dahi kita, hal ini mungkin hanya bisa terjadi di Negara kita Indonesia tercinta.

Kasus ini terungkap setelah Presiden Jokowi marah besar saat peninjauan di Pelabuhan Tanjung Priok, Presiden yang datang hanya disuguhi sandiwara ala sinetron itu sebenarnya masih memberikan kesempatan untuk berbenah diri terhadap jajaran yang mengurusi pelabuhan. Namun nyatanya perubahan yang diinginkan oleh Presiden tak kunjung datang, nah hal inilah yang menyebabkan Presiden kehilangan kesabaran, Presiden berpenampilan kurus dan kerempeng ini kemudian memerintahkan jajaran kepolisian untuk membereskan dan menyelidiki kasus ini.

Kapolri Jend. Pol Badrodin Haiti kemudian memerintahkan jajaran dibawahnya bergerak cepat untuk mengungkap keganjilan ini yang kemudian kita ketahui bersama Polisi sudah menetapkan Dirjen Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemeterian Perdagangan ( Dirjen DagLu Kemendag) nonaktif Partogi Pangaribuan sebagai tersangkanya. Yang jadi pertanyaan kemudian kenapa Kapolri mempercayakan tugas dan perintah Presiden ini ke Kapolda Metro Jaya daripada Kabareskrim? Ada beberapa alasan yang menurut saya Presiden memerintahkan kepada Kapolda Metro Jaya yang dijabat oleh Irjen Pol Tito Karnivian dari pada Kabareskrim Komjen Pol. Budi Waseso :

  1. Presiden Jokowi kurang respek terhadap Budi Waseso karena perintah Presiden yang sering diabaikannya, sudah banyak contoh misalnya yang terbaru adalah kriminalisasi terhadap Ketua KY dan kriminalisasi terhadap penggiat korupsi lainya.
  2. Presiden Jokowi seperti yang disampaikan Mensegneg Pratikno sudah memberikan arahan supaya Polisi lebih memprioritaskan kasus kasus yang strategis yang berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat, sedangkan Polisi dalam hal oleh Budi Waseso kurang sensitif menangkap kemauan Presiden Jokowi, justru dia lebih banyak berkutat pada masalah sepele dan remeh temeh semisal kasus pemalsuan KTP, kasus pencemaran nama baik yang sebenarnya cukup ditangani oleh Polisi seringkat Polsek
  3. Presiden melihat bahwa Budi Waseso terlalu banyak omong dan suka menfitnah Presiden, terakhir soal perintah Presiden Jokowi untuk mempercepat pemeriksaan Ketua Komisi Yudisial (KY) dan ini sudah dibantah oleh Istana. Sedangkan kinerjanya sementara ini belum keliatan yang muncul hanya beberapa kasus yang beberapa orang sudah dijadikan tersangka tapi berkasnya masih bolak balik ke Kejaksaan, ini menandakan bahwa kasus yang ditangani cenderung amburadul dan tidak dilaksanakan dengan matang.
  4. Budi Waseso masih selalu beralasan untuk sekedar melaporkan harta kekayaanya ke KPK, ini menunjukkan kepatuhannya terhadap aturan sangat rendah

Beberapa alasan itulah mengapa Presiden memerintahkan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnivian untuk menangani masalah dwelingtime perintah ini disampaikan lewat Kapolri Jend. Pol Badrodin Haiti tentunya.

Irjen Tito memang bukan sembarang Polisi, Polisi yang juga sama kerempeng dan berbadan kecil ini tapi punya nyali besar seperti Presiden Jokowi, tapi jangan ditanya prestasinya. Peraih Adi Makaysa angkatan 1987 ini sungguh sarat prestasi, rekam jejaknya sangat jelas, dari soal menangkap Tommy Suharto, Menangkap pentolan teroris Nurdin Top, dan masih banyak prestasi lain, bandingkan dengan Budi Waseso prestasinya yang terdengar cuman menangkap Komjen Susno Duadji itupun tidak menangkap seseorang dengan segala perjuangannya tapi hanya menjemput Susno di Bandara Soekarno Hatta pada waktu itu.

Kedepan kedua Polisi ini akan terus menghiasi pemberitaan media massa karena posisi strategis yang melekat ke dalam jabatannya. Budi Waseso sebagai Kabareskrim saya kira harus mulai sensitif terhadap kehendak dan keinginan masyarakat, saya kita belum terlambat untuk Budi Waseso merubah gaya kepemimpinannya yang cenderung arogan, janganlah masyarakat yang baik malah mudah dikriminalisasi sedangkan perhatian terhadap masalah yang lebih strategis cenderung diabaikan, masyarakat sekarang sudah cerdas dan tidak bodoh lagi untuk melihat sepak terjang keduanya. Sementara Tito Karnivian harus terus meningkatkan prestasinya, nama yang sempat digadang untuk menjadi Kapolri ini harus bisa menjaga marwah kepolisian, dengan demikin masyarakat yang akan menilai model Polisi macam Budi Waseso atau Tito Karnivian yang akan jadi dambaan. Di tengah merosotnya citra Polisi di tengah masyarakat Tito mungkin bisa menjadi harapan kalau ke depan bisa menampilkan prestasi prestasi gemilang. Sekarang giliran anda hebat mana Budi Waseso dengan Tito Karnivian?

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun