Mohon tunggu...
Mia Jamila
Mia Jamila Mohon Tunggu... Lainnya - My Cross Stitch

Berusaha untuk mencoba

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menghanyutkan, Lintas Alam Muara Gembong

25 Juni 2022   14:20 Diperbarui: 25 Juni 2022   14:20 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tanpa mandi tanpa ganti baju tentunya kami pamit pulang, hari Senin Jakarta tahun 1983 belum mengalami kemacetan jadi aku bisa cepat sampai di rumah. Ayah dan ibuku sudah menunggu di ruang tamu, hati ini tiba-tiba berdetak keras. Tapi melihat wajah Ayah Ibu tampaknya tenang dan lega ketika aku sudah selamat sampai di rumah. Ayah masih memegang koran kompas hari Senin yang ternyata memuat topik utamanya peserta hanyut di lintas alam Muara Gembong, dua jasad laki-laki ditemukan. Orang tuaku sepertinya tenang karena yang hanyut itu laki-laki, tetapi bagaimana tim kami yang mayoritas laki-laki? Inilah yang membuat heboh di hari Senin pagi di kampus maupun di staf akademi yang mencari tahu keberadaan mahasiswanya yang ikut lintas alam Muara Gembong. Alhamdulillah tim empat belas orang selamat sampai di rumah masing-masing.

Lintas alam ini merupakan lintas alam terberat dan terakhir yang aku ikuti. Ada kata-kata Ayahku yang kalau diingat kembali bisa membuatku tersenyum,  "Kamu itu harusnya masuk KOWAD saja." Betul juga kata ayah, aku sudah berhasil menaklukkan medan latihan TNI Muara Gembong, yang mungkin pada saat ini daerah itu sudah berubah atau mungkin sudah menjadi sebuah resor? Semoga suatu saat aku bisa berkunjung ke daerah Muara Gembong, Marunda yang sudah memiliki sarana sanitasi lingkungan yang baik dan infrastruktur yang memadai.

Untuk teman-teman tim yang mungkin menjadikan daerah Muara Gembong pada waktu itu menjadi daerah penelitian tugas akhirnya dan membaca tuliisan ini. Berty, Wibowo, Sonny, Haris, Uus Somad,  Suroso, Ponco, Bambang, Mukmin, Mudiono, Suprio, Agus Sulistiadi, Widaryoto dimanapun teman-teman berada, tulisan ini mungkin kurang lengkap hanya menceritakan garis besarnya saja, karena muatan memoriku sangat terbatas silakan dilengkapi.

Keberanian dan ketakutan itu harus sama-sama ada, bertekad harus dimiliki tetapi jangan nekad tanpa perhitungan. Salam alam dan damai, semoga Allah SWT selalu melindungi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun