Niatnya mau ngajukan program musyarokah ke bank syariah untuk kemitraan petani dengan sistim bayar setelah panen dan bagi hasil panen, Eh ternyata mereka tidak lagi memiliki program tersebut, alasan penghapusan program dikarenakan faktor resiko terlalu tinggi dan terlalu menunggu lama. lalu program yang ditawarkan saat ini hanya Mudharobah untuk pinjaman modal ke pedagang dengan bahasa akad yang dikonversikan ke bunga menjadi lebih tinggi dari bank konvensional, dan murabahah yang mengajak umat ini konsumtif. Di sektor produktif harusnya ada Musyarokah, tapi pilar utama ini justru sudah dihapuskan…
saya berpikir, jika Bank Islam menghapuskan ekonomi untuk pilar produksi dan hanya melayani para pedagang/tengkulak dan mengajak umat ini hidup hidonis, lalu dimana ekonomi islamnya? Istilah bunga di ganti dengan akad yang berbelit yang kesimpulannya duit mereka bertambah karena kita pinjam dan faktor resiko mereka bisa kendalikan, maka ada pengembangan modal atas modal dengan logika dan penjelasan spiral.. .ah, menurut saya praktek ini juga riba yang disamarkan.. apa bedanya dengan kapitalisme coba?
Sampai sejauhmana pemahaman kita untuk mengurai kapitalisme sehingga harus di perangi, kondisi yang terjadi di akar rumput adalah, bahwa para tengkulak/pedangang memberikan pinjaman dengan kesepakatan yang menguntungkan tengkulak/pedagan dan sama sekali tidak berpihak pada si peminjam untuk sarana bisnisna. Maka keluarlah istilah “lintah darat”, penghisap dll. Tapi disisi lain, kenyataan real di akar rumput tengkulak dan si kaya adalah pahlawan bagi mereka, karena mereka adalah orang yang siap memberikan pertolongan saat dibutuhkan, transaksi yang mecekek leher tak lagi mereka hiraukan.
Nah, bisa dibayangkan, apa jadinya jika sistim Mudharobah diberikan kepada tengkulak/pedagang sebagai agen ekonomi masyarakat akar rumput, tanpa membentuk pilar produksi sebagai pemberdayaan akar rumput. Maka yang terjadi adalah para agen semakin memiliki modal untuk memiliki power menjadi “pahlawan” sekaligus menjadi “drakula” bagi mereka.
Bisa dibayangkan juga, jika sistim Murabahah tanpa pilar produksinya juga dikelola, maka Murabahah hanya akan mengajak masyarakat menjadi konsumtif, hidonis, spekulatif, prakmatis dan menjadi makhluk yang ketergantungan.
maka kesimpulanku masih sama dengan Gusdur, Bank Syariah adalah kapitalisme yang di modifikasi… bagaimana menurut anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H