Mohon tunggu...
Gafur Djali
Gafur Djali Mohon Tunggu... -

Direktur Indonesia Research and Strategy (IRS)

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Bocoran Pertanyaan Debat Capres Sesi II

15 Juni 2014   05:22 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:41 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_342683" align="aligncenter" width="610" caption="Debat Capres-Cawapres"][/caption]

Debat terbuka Capres jelang pemilu adalah ajang yang dinanti bayak pihak. Dari sisi konstituen, inilah saat yang tepat untuk menakar dan mengukur bobot dari masing-masing Capres dalam memaparkan visi-misi dan gagasan tentang masa depan Indonesia. Sementara pada sisi peserta (Capres-Cawapres) ini adalah ajang tepat untuk meyakinkan hati dan pikiran masyarakat, sekaligus membuktikan diri bahwa salah satu dari dua pasangan tersebut layak memimpin negeri ini.

Kita telah menyaksikan bagaimana sesi debat pertama berlangsung. Meskipun secara umum argumen yang dilontarkan para pasangan masih bersifat normatif dan tak begitu mendalam. Namun pada lain pihak, ada drama juga letupan-letupan kecil yang menjadi kontroversi. Debat hanya berlangsung beberapa jam, tetapi efek yang muncul pasca debat tak bisa dipandang enteng. Setelah debat, kedua belah pihak dan juga publik mulai sadar, bahwa debat penting dan menjadi kebutuhan kita semua.

Ini adalah kabar baik, seakan memberi sinyal bahwa publik butuh gagasan dan butuh argumentasi karena publik mulai cerdas, mulai rasional. Rasionalitas publik ini memang hanya baru berlaku ketika Pilpres saja. Tetapi itu sudah lebih dari cukup. Karena Pilpres kali ini kita semua bisa merasakan ada aura & semangat berbeda yang terpancar dari ruang hati dan pikiran publik. Publik mulai menakar dan mengukur, porsi, komposisi, dan orisinalitas gagasan dari masing-masing pasangan. Pada posisi inilah debat sesi kedua besok menjadi ajang pertaruhan penting, bukan saja bagi kedua pasang Capres, melainkan bagi kesadaran dan rasionalitas pemilih.

[caption id="attachment_342696" align="aligncenter" width="614" caption="Pertarungan Prabowo Vs Jokowi"]

14027645601095107331
14027645601095107331
[/caption]

Lembar Pertanyaan Debat Sesi II

Tema utama debat Capres sesi kedua adalah soal “Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial”. Bila merujuk pada tema tersebut dan refleksi atas persoalan ekonomi dan kesejahteraan sosial yang ada, maka sekurangnya ada lima narasi besar yang patut menjadi pertanyaan utama.

1.Pengendalian fiskal dan mata uang. Sebagai mana kita ketahui bersama, nilai tukar rupiah merosot tajam. Ini sangat menyulitkan ekonomi dalam negeri dan perdagangan internasional. Akibat nyata dari situasi ini adalah kenaikan bahan baku produksi atau konsumsi yang bersumber dari impor, seperti BBM, pangan, otomotif, elektronik, dll.

2.Iklim Investasi. Sebagai negara dengan sumberdaya alam melimpah, serta pasar potensial, maka Indonesia menjadi negara paling kompotitif dari sisi investasi. Pembangunan ekonomi memerlukan investasi dari luar (FDI) namun terkadang ini menjadi masalah baru yang justru menyulitkan kita semua. Banyak izin investasi yang justru merugikan dan tidak berdampak langsung bagi ekonomi nasional. Terlalu banyak yang diambil investor sementara terlalu sedikit yang didapat oleh Indonesia.

3.Kemandirian pangan dan energi. Ini adalah dua sektor paling sensitif dan celakanya Indonesia tidak punya kontrol penuh pada dua sektor strategis ini. Indonesia masih terlalu bergantung pada import dan belum ada industri extraksi yang mampu meningkatkan nilai tambah. Sejauh pengalaman republik ini, bahwa persoalan pangan & energi bila tak dapat dikelola dengan baik akan memunculkan instabilitas, bukan hanya dari sisi ekonomi namun juga dari sisi legitimasi dan integritas pemerintah.

4.Peningkatan ekonomi rakyat. Ketika krisis ekonomi 98 berlangsung, sektor ekonomi rakyat (UMKM) muncul sebagai penyelamat. Meskipun demikian, sektor ini belum mendapat perhatian utama, hal ini dapat tercermin dari nilai kredit sektor UMKM yang belum maksimal. Sektor UMKM belum mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Regulasi pemerintah terkadang membuat sektor UMKM terpojok dan sulit mengembangkan bisnisnya. Meskipun dibeberapa daerah sektor UMKM telah memberi kontribusi positif bagi peningkatang ekonomi, distribusi pendapatan dan melahirkan kesempatan kerja.

5.Penentasan kemiskinan & pemerataan pembangunan. Separuh dari penduduk Indonesia hidup dengan penghasilan dibawah $.2 perhari. Sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan, kesehatan & pendidikan). Persoalan ini membuat indeks kualitas hidup manusia Indonesia cukup rendah, bahkan kalah bersaing dengan negeri tetangga Malaysia. Bahwa upaya pengentasan kemiskinan yang selama ini dijalankan (subsidi, bantuan sosial) dipandang sebagai upaya reaksioner dan tak mampu meningkatkan produktifitas dan kreatifitas masyarakat. Disparitas pembangunan menjadi persoalan sendiri. Nyata terlihat terutama pada sisi infrastruktur. Ini yang menghadirkan kecemburuan sosial. Upaya pemerataan lewat pemekaran wilayak (desentralisasi) ternyata menghadirkan masalah baru. Butuh terobosan dan cara baru untuk penegntasan kemiskinan dan pemerataan pembangunan di Indonesia.

[caption id="attachment_342697" align="aligncenter" width="672" caption="Antara Satu atau Dua"]

14027646951772132418
14027646951772132418
[/caption]

Jelang Debat Sesi II

Debat sesi II akan berlangsung pada 15 Juni di Hotel Gran Melia, Jakarta.. Komisi Pemilihan Umum telah memutuskan Ahmad Erani Yustika sebagai pemandu debat Capres sesi kedua. Seleksi menjadi moderator terbilang ketat, karena ini menyangkut netralitas sekaligus integritas lembaga penyelenggara pemilu. Syarat menjadi moderator di antaranya tak memihak, berkapasitas, kompeten, dan menguasai tema.

Ahmad Erani Yustika, dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang dan juga Direktur Eksekutif INDEF (Institute for Development of Economics and Finance). Penunjukan moderator telah disetujui kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden. Pertanyaan pada sesi debat akan dilakukan oleh KPU dan sepuluh tim ahli, antara lain Erani; Rektor Universitas Gajah Mada Pratikno; Ketua Forum Rektor Indonesia sekaligus Rektor Universitas Sebelas, Maret Rafiq Karsidi; peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, guru besar ilmu politik Universitas Airlangga, Ramlan Surbakti; Dekan FISIP Universitas Airlangga Basis Susilo; dosen di Fakultas Ekonomi UGM, Tony Prasetiantono; dan pakar hukum internasional dari Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana.

Meskipun pembahasan telah dilakukan oleh tim ahli yang mempuni. Namun penunjukan moderator ini sempat ditentang oleh salah satu tim pemenangan Capres. Mereka meragukan soal netralitas dan integritas moderator. Ini mungkin alasan yang akan difahami oleh publik sebagai bagian dari rasa panik, terlebih merujuk pada hasil depat sesi I yang cukup memojokan salah satu pasangan Capres.

Terlepas dari semua sentilan yang ada, kedua pasangan setidaknya tak perlu khawatir dengan bobot pertanyaan yang akan muncul dalam debat. Artinya kedua pasangan harus sudah siap dan memahami betul tentang persoalan bangsa, karena tema debat bukan sesuatu yang berkembang diluar nalar, melainkan kenyataan aktual yang hadir dalam keseharian. Bila salah satu pasangan ada yang sangsi dengan netralitas moderator, itu sama artinya pasangan tersebut merendahkan kemampuannya sendiri, atau boleh jadi tak punya kemampuan atau tak terbiasa berdebat.

Maka tak ada alasan bahwa bobot pertanyaan memihak atau merugikan salah satu pihak. Karena menurut hemat kami, bukan soal bobot pertanyaan yang menentukan kualitas jawaban namun sebuah jawaban yang berangkat dari pemahaman otentik-orisinil yang mampu melahirkan harapan publik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun