Mohon tunggu...
jalaluddin
jalaluddin Mohon Tunggu... -

jangan kecewakan orang yg pling menunggu kesuksesan-mu {ortu}

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Negriku Butuh Refrensi dari Negara Lain

13 Desember 2016   22:55 Diperbarui: 13 Desember 2016   23:47 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Negara dengan kekayaan alam yang sangat melimpah. Negara yang luas. Negara yang subur. Siapa tidak kenal dengan Negara Indonesia. Negara kita memiki daratan dan lautan yang begitu luas. Tapi dengan kelebihannya tersebut tidak mampu membuat negara ini mensejahterakan rakyatnya. Buktinya Negara kita masih menjadi negara yang berkembang bukan disebut negara maju. Tentunya muncul pertanyaan besar dari benak pikiran saya dan mungkin kalian semua, kenapa negara yang begitu kaya dengan alamnya dan subur masih tidak bisa menyejahterakan rakyatnya ??? Dan masih belum menjadi negara yang maju???

Pasti ada yang tidak beres dengan Negriku ini. Apabila kita berkaca pada negara tetangga seperti Singapura dan Bruneidarussalam. Negara mereka sempit mungkin sepeerempat negara kita saja dan juga tidak terlalu subur. Tapi mengapa mereka bisa menjadi maju. Apakah kita tidak bisa meniru negara tetangga. Saya hanya orang awam yang tidak tau apa-apa masalah ini. Tapi yang membuat negara ini tidak maju karena sistemnyapemerintahanyang salah. Negara kita mempunyai kekayaan yang melimpah tapi kenyataan kekayaan kita itu secara tidak langsung di ambil oleh negara asing. Seperti freeport, apa yang kita dapat dari tambang emas tersebut??? Kita hanya mendapat secuil keuntungan dari tambang tersebut. Dan selebihnya dimiliki oleh perusahaan asing. Dan juga orang yang tinggal di papua sana tidak mendapatkan maslahah dari tambang yang ada di pulau mereka. Karena para pekerjanya disana juga dominan orang asing. Selain freeport masih banyak lagi kekayaam alam kita yang di kelola oleh negara asing. Selain itu juga maraknya korupsi yang dilakukan oleh pejabat negara. Seperti yang di lakukan oleh gayus pada tahun yang lalu. Dia menggelapkan pajak. Jika di ilustrasikan seperti ini, Indonesia yang seharusnya mempunyai pendapatan dari pajak sebesar Rp 1 Milyar. Dia malah pintar merubah angka- angka tersebut sehingga hanya di setor ke negara sebesar Rp 100 juta. Bayangkan uang yg hilang dari negara. Jadi tidak heran utang negara kita bertambah karena pemasukan dana yang kurang untuk melakukan pembangunan.

Untuk kedepannya, Saya berharap Negara ini khususnya pemerintah yang berwenang harus lebih berani lagi dan lebih tegas. Kita tiru Negara Bolivia. Ketika di pimpin oleh Evo Morales pada tahun 2006 dia berani menasionalisasi perusahaan asing, sehingga kekayaan alam negara itu bisa dikelola sendiri. Memang tidak mudah, tapi itu harus di lakukan agar negara ini bisa maju. Dan hukuman bagi koruptor seharusnya lebih di beratkan lagi, bahkan kalau perlu di hukum mati para tikus-tikus berdasi. karena mereka lah biang kerok Negri ini. Kita tiru Negara korut dan China, apabila korupsi dihukum mati. Apasalahnya kita berkaca pada negara yang sudah maju.

#Indonesia_TanahAirku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun