Mohon tunggu...
jalaluddin
jalaluddin Mohon Tunggu... -

jangan kecewakan orang yg pling menunggu kesuksesan-mu {ortu}

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Gotong Royong di Era Globalisasi

29 Oktober 2016   01:54 Diperbarui: 29 Oktober 2016   02:08 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangsa Indonesia terkenal mempunyai banyak sekali budaya. Salah satu budaya yang menjadi identitas bangsa ini ialah budaya gotong royong. Istilah gotong royong berasal dari bahasa Jawa. Gotong yang berarti pikul atau angkat, sedangkan royong berarti bersama-sama. Dapat diartikan gotong royong adalah mengangkat sesuatu secara bersama-sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Menurut Koentjaraningrat, gotong royong di Indonesia dapat dibagi menjadi dua (2), yaitu :

  • Gotong royong tolong menolong, biasanya terjadi pada aktivitas pertanian, kegiatan sekitar rumah tangga, kegiatan pesta, kegiatan perayaaan, dan peristiwa bencana atau kematian.
  • Gotong royong kerja bakti, biasanya berkaitan dengan pekerjaan yang sifatnya untuk kepentingan umum, baik itu dari inisiatif warga atau gotong royong yang dipaksakan.

Seperti halnya yang dikatakan oleh Bung Karno dalam pidatonya pada sidang BPUPKI yang berbunyi, “Gotong royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua”.Para leluhur kita sudah mewariskan semangat kegotong royongan, semangat inilah yang menjadi warisan berharga bagi generasi penerus bangsa, sebegai salah satu sarana penyatu bangsa. Sebagai generasi muda kita harus melestarikan budaya bangsa indonesia ini agar menjadi bangsa yang kokoh dan kuat dalam segala hal.

Namun, dengan adanya era globalisasi pada saat ini membuat budaya gotong royong mulai menghilang, luntur bersama perkembangan jaman. Memang tidak sepenuhnya hilang tapi secara perlahan budaya gotong-royong mulai surut, memang di sebagian daerah masih dapat di jumpai masyarakat bergotong royong tapi semangat mereka tidak seperti dahulu. Menurut bahasa globalisasi itu terdiri dari dua kata, yakni globaldan sasi.Global yang berarti mendunia, sedangkan sasi yaitu proses. 

Dapat dipahami pengertian globalisasi merupakan suatu proses yang mendunia. Menurut Achmad Suparman, Globalisasi adalah suatu proses yang menjadikan sesuatu benda atau perilaku sebagai bagian dari ciri dari setiap individu di dunia tanpa dibatasi oleh wilayah atau negara.Dengan adanya globalisasi ini banyak budaya asing yang masuk ke Negeri kita. 

Dengan masuknya budaya asing tersebut, budaya-budaya negeri ini mulai tergeserkan. Sehingga membuat banyak anak muda yang kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Seperti halnya dalam berpakain, suka membeli produk luar negri dan mereka cenderung individualis. Rasa kebersamaan dan kekeluargaan di antara mereka mulai menghilang dengan mementingkan diri sendiri, mereka mulai sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Kita harus mengembalikan lagi semangat gotong royong terhadap rakyat Indonesia karena ini merupakan warisan budaya leluhur kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun