Mohon tunggu...
Yan Mitha Djaksana
Yan Mitha Djaksana Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Dosen

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pandemi Covid-19 Akan Menjadi Alat Kalibrasi Ekonomi Nasional

29 April 2020   18:27 Diperbarui: 29 April 2020   18:23 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah pandemi Covid-19 ini tidak sedikit masyarakat yang mengalami masalah ekonomi, baik terkait dengan menurunnya pemasukan, atau dirumahkan sementara, bahkan beberapa perusahaan sudah mulai memPHK kariawannya karena sudah tidak sanggup membayar gaji ditengah masalah Pandemi Covid-19 yang sedang melanda, banyak masyarakat khususnya kelas menengah bawah tidak mampu membayar cicilan bulanannya karena perekonomian yang mulai tidak stabil, mereka harus memilih antara membayar cicilan atau digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya, lalu bagaimana dengan kalangan menengah atas ?, tentunya sama saja orang - orang yang memiliki jabatan tinggi maupun digaji dengan angka diatas 2 digit memiliki masalah yang tidak jauh berbeda, banyak diantara mereka yang juga memiliki beban bulanan hampir sama dengan pemasukan yang didapat sehingga ketika sebagian dari mereka mulai kehabisan tabungan untuk memenuhi kebutuhan bulanannya, dampaknya juga cukup terasa, dimana pengeluaran dari gaya hidup bulanannya tetap tapi pemasukan berkurang cukup signifikan, begitupun pengusaha yang mengandalkan pemasukan dari produksi dan penjualan produk yang mereka buat mengalami masalah yang tidak jauh beda, mungkin dibeberapa bidang usaha masih bisa berjalan dengan normal, sebut saja bidang pendidikan, kesehatan, maupun retail yang menjual kebutuhan pokok masyarakat, tapi sektornya tidak begitu luas, dibanding sektor yang mengalami masalah akibat Pandemi Covid-19 ini,

artinya perekonomian nasional baik secara makro maupun secara mikro mengalami guncangan dengan besar skala richter yang berfariasi, tapi apakah ada hal positif yang bisa diambil ?, saya mengajak kita semua berfikir keadaan ekonomi secara nasional sebelum masalah ini terjadi, jurang perekonomian begitu dalam dimana kesenjangan sosial antara yang kaya dan yang miskin begitu lebar, menurut data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)  Indonesia menduduki urutan ke 4 dalam hal kesenjangan sosial, dimana Satu persen orang di Indonesia menguasai 50% aset nasional, Jika naikkan jadi 10% keluarga maka ini menguasai 70%. Artinya sisanya 90% penduduk memperebutkan 30% sisanya, lalu mari kita lihat kembali apa yang terjadi saat ini semua sektor tanpa kecuali dipaksa mengalami perubahan bentuk menuju digitalisasi dan virtualisasi, artinya pekerjaan yang konvensional dipaksa harus bertranformasi dan tidak lagi kuat bertahan dalam kondisi seperti ini, apa yang harus dilakukan ?, inilah saat anak muda yang saat ini menguasai teknologi melakukan inovasi demi mempersiapkan bonus demografi Pada 2020-2030 mendatang, Indonesia diprediksi akan mengalami era bonus demografi. Di saat penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas), dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia (BPS),  nah ini yang saya sebut kalibrasi ekonomi nasional dimana kita bisa memperbaiki presentase kesenjangan ekonomi nasional dengan membuat sektor ekonomi potensial yang baru sehingga bisa menghilangkan ketergantungan perekonomian nasional pada sektor konvensional saat ini, sebut saja bidang migas dan pariwisata dua bidang yang menjadi tumpuan devisa negara, tapi saat ini juga mengalami masalah yang sama dengan sektor lain, pariwisata yang dulunya ditargetkan 20 juta wisatawan hadir ke Indonesia Tahun ini sepertinya sangat mustahil untuk tercapai, khususnya migas yang juga mengalami penurunan demand sehingga menurunkan harga minyak mentah dunia ke titik paling rendah, harga premium dibeberapa negara sudah turun hingga berada dibawah harga biasanya, walaupun masih ada potensi perbaikan disektor sektor tersebut tapi perlu dipikirkan masa depan yang lebih jauh lagi demi kestabilan ekonomi nasional di kemudian hari dengan inovasi - inovasi yang bisa dilakukan dengan jiwa entrepreneur yang dimiliki, maka setelah masalah ini selesai yang berperan dan akan menjadi kaya adalah mereka yang memiki jiwa entrepreneur yang pantang menyerah karena kita akan berada dekat di garis tengah ekonomi nasional dan orang yang tidak memiliki jiwa ini akan kembali kegaris kemiskinan, dan yang mempunyai jiwa ini akan kembali kegaris ekonomi menengah atas, jadi pertanyaannya anda ingin berada dimana ?

*) Penulis : Yan Mitha Djaksana, A.Md(TI).,S.Kom.,M.Kom.,MTCNA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun