“Diri yang jujur bercermin di depan integritas, akan menjadi diri yang membantu dirinya sendiri untuk keseimbangan kehidupan kerja yang berkualitas.” ~ Djajendra
Walau keseimbangan kehidupan kerja (Work Life Balance) merupakan sebuah konsep untuk kesejahteraan kehidupan karyawan dan peningkatan kinerja organisasi, tetapi keseimbangan kehidupan kerja bukanlah sesuatu yang dapat memuaskan semua orang. Diperlukan kesadaran dari masing-masing individu, untuk lebih bersyukur dan lebih bertanggung jawab atas kehidupan kerja, lalu melengkapi diri masing-masing dengan integritas pribadi yang konsisten.
Keseimbangan kehidupan kerja bukanlah sesuatu yang dapat dijalankan secara sepihak. Kesadaran pihak perusahaan, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya, sangatlah menentukan keberhasilan dari pelaksanaan keseimbangan kehidupan kerja. Jadi, tidak ada satu model tunggal yang tepat untuk semua orang, dan tidak ada satupun pendekatan yang tepat bagi siapa saja untuk seumur hidup. Sebab, perubahan dalam segala bentuk dari segala aspek berpotensi hadir, untuk menguji daya tahan keseimbangan kehidupan kerja yang sudah dimiliki oleh sebuah organisasi.
Kehidupan yang tidak dijalankan dalam kesederhanaan dan rasa syukur, akan menjadi kehidupan yang sangat rumit dan sulit, untuk menemukan kebahagiaan dari hal-hal yang dikerjakan. Keseimbangan kehidupan kerja mensyaratkan kepribadian yang sangat terlatih dan terbiasa untuk hidup dalam rasa syukur, berterima kasih, pembelajar, rendah hati, toleransi, empati, tahu diri; dan memiliki pola pikir untuk melayani organisasi dengan dedikasi, loyalitas, totalitas, termasuk dengan kontribusi yang berkelanjutan.
Bila persyaratan di atas tidak terpenuhi, maka tidaklah mungkin organisasi dan karyawan dapat menciptakan kesepahaman dalam menjalankan konsep work life balance. Work life balance sangat ditentukan oleh kesadaran dari kehidupan pribadi yang ingin hidup bahagia bersama pekerjaan yang dicintai, dan juga kesadaran organisasi untuk mempersiapkan tata kelola dan budaya organisasi agar tercipta lingkungan kerja untuk kehidupan keseimbangan kerja.
Implementasi konsep work life balance di tempat kerja bukanlah pekerjaan tunggal dari organisasi, ataupun pekerjaan tunggal dari karyawan. Tetapi, merupakan hasil akumulasi dari semua aspek kehidupan yang bersumber dari dalam dan luar organisasi. Termasuk, pola kehidupan keluarga, tata kelola negara, pemerataan dan pertumbuhan ekonomi, budaya kuat yang optimis, keyakinan dalam wawasan luas dan terbuka, serta pola pikir masyarakat yang positif di lingkungan kehidupan karyawan. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran dan keikhlasan yang luar biasa dari batin karyawan dan organisasi, untuk memperkuat soliditas dan loyalitas dengan integritas organisasi dan pribadi.
Keseimbangan kehidupan kerja biasanya dinyatakan dalam berbagai cara untuk pemenuhan pertumbuhan kebahagiaan dan kesejahteraan pribadi. Dalam hal ini, setiap pribadi harus mempersiapkan pola pikir dan kecerdasan emosional, untuk hidup berdamai dengan diri sendiri dan berdamai dengan realitas kehidupan sehari-hari. Kebahagiaan dan kesejahteraan hanya akan dinikmati saat kepuasan dan ketenangan batin mampu berdampingan dengan pola pikir yang selalu positif.
Organisasi yang menjalankan konsep work life balance pastilah bertujuan agar para karyawan benar-benar bugar, dan penuh energi positif dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sehari-hari. Kesadaran organisasi untuk menciptakan sumber daya manusia yangcerdas mengembangkan kekuatan integritas dan akuntabilitas dari kesadaran pribadi, akan menjadikan organisasi memiliki bakat-bakat sejati dalam gairah kontribusi dan dedikasi yang luar biasa.
Kualitas integritas pribadi dalam perilaku keseimbangan kerja yang profesional, akan menciptakan batas yang jelas antara kehidupan kerja dan kehidupan keluarga, ataupun pribadi. Walau batas antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi itu sangat tipis, tetapi batas itu dapat menjadikan seseorang lebih mengenal jati dirinya, dan sadar akan peran dirinya atas kehidupan yang harus dijalani dengan tanggung jawab.
Keseimbangan kehidupan kerja tidak hanya membutuhkan umpan balik yang jujur dari orang lain ataupun organisasi. Tetapi, juga harus didasarkan dari kesadaran pribadi untuk selalu bercermin diri dengan jujur. Diri yang jujur bercermin di depan integritas, akan menjadi diri yang membantu dirinya sendiri untuk keseimbangan kehidupan kerja yang berkualitas.
Djajendra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H