Mohon tunggu...
DJAJENDRA
DJAJENDRA Mohon Tunggu... wiraswasta -

Djajendra adalah motivator perusahaan yang sangat berpengalaman dan sukses mengadakan pelatihan soft skills dan hard skills secara indoor maupun outdoor untuk korporasi, instansi pemerintah, koperasi dan organisasi publik. http//www.djajendra-motivator.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Politik Kantor

7 November 2012   09:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:49 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Politik kantor adalah bagian dari politik korporasi untuk bisa menjalankan strategi kekuasaan dengan kekuatan penuh untuk kinerja maksimal." - Djajendra

Akibat dari badai krisis ekonomi pada tahun 1998, ada pemilik perusahaan yang terpaksa harus memperkecil porsi kepemilikan saham di perusahaan yang dia dirikan, agar bisa membayar pinjaman-pinjaman yang sudah macet. Karena jumlah sahamnya sekarang sudah tidak dominan lagi, maka kekuasaannya untuk mengendalikan operasional dan strategi perusahaan sudah tidak sekuat sebelumnya. Para profesional yang dulunya sangat hormat dan patuh kepada dirinya, sekarang pada berbalik arah dan mulai menghindar, serta berkelompok kepada pemilik saham mayoritas yang baru.

Kehidupan korporasi adalah kehidupan yang penuh intrik politik kantor yang bisa membuat orang-orang frustasi dan hidup dalam konflik kepentingan. Salah satu indikasi adanya politik kantor di tempat kerja dapat dilihat dari terbentuknya kelompok-kelompok informal untuk lebih berkuasa atas operasional dan strategi organisasi. Persaingan diantara pemimpin di dalam organisasi akan menciptakan iklim politik yang penuh konflik dingin. Dukungan dan Pengkhianatan di dalam politik kantor adalah hal biasa yang akan terus berlangsung, dan tak dapat terhindarkan oleh budaya organisasi atau pun budaya kerja sehebat apa pun.

Setelah puluhan tahun si pendiri perusahaan menjalani nasib sebagai pemilik saham minoritas yang tidak dianggap oleh kelompok penguasa perusahan. Tiba-tiba di sekitar tahun 2010, pendiri perusahaan tersebut mampu bangkit kembali untuk membeli saham-saham dari perusahaan yang dia dirikan. Akhirnya, dia sukses menguasai saham mayoritas dan kembali menjadi penguasa atas perusahaan yang dia dirikan. Para profesional yang dulu sempat lari dari dirinya, sekarang dengan seribu satu cara kembali merapat kepada juragan lama. Karena juragan lama juga seorang ahli politik korporasi, yang cerdas memanfaatkan orang-orang untuk kepentingan bisnisnya, maka dia segera memaafkan para pengkhianat yang sempat melupakan dirinya selama puluhan tahun.

Politik kantor atau politik korporasi adalah bagian dari interaksi manusia yang diperlukan agar perusahaan dapat berjalan sesuai strategi yang diinginkan. Dalam realitas, orang-orang yang terlibat aktif dalam permainan politik kantor akan mengabaikan etika dan integritas, dan lebih mengabdi kepada kepentingan kekuasaan sesaat. Permainan politik kantor di level top manajemen adalah permainan dengan tujuan untuk memperbesar porsi kekuasaan dan mempertahankan kekuasaan selama mungkin demi strategi dan misi. Sedangkan di level karyawan lebih disebabkan oleh pengaruh dari kepentingan top manajemen.

Dalam permainan politik kantor biasanya sebagian besar dari para profesional inti, demi karir, akan siap menjadi pasukan yang siap membela pemilik saham mayoritas dengan segala kemampuan dan loyalitas. Loyalitas disini adalah loyalitas kepada kekuasaan, dan bukan kepada perusahaan atau pun individu. Oleh karena itu, para penguasa korporasi yang cerdas selalu memahami hal ini, dan mereka akan memaksimalkan upaya untuk mendapatkan kinerja yang optimal dari setiap profesional andalannya.

Politik kantor harus dimanfaatkan untuk mengatasi kelangkaan sumber daya, lingkungan bisnis yang terlalu kompetitif, untuk memacu kinerja organisasi, dan tidak menjadikan arena politik kantor sebagai arena balas dendam. Politik kantor adalah bagian dari politik korporasi untuk memaksimalkan keuntungan pemilik melalui strategi dan operasional yang lebih menguasai pasar dan bisnis.

Djajendra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun