Mohon tunggu...
Djagad Lelanang
Djagad Lelanang Mohon Tunggu... lainnya -

saya, lelaki dan terus mencoba menjadi lelaki dalam pikiran, perkataan dan tindakan saya. Saya terbuka dengan aneka pemikiran, konsep, sistem hidup, apapun itu hingga yg paling tak lazim pun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kecupan Perpisahan

29 Agustus 2012   17:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:10 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sendiri kumenatapmu di balik pintu/ kau masih sama seperti waktu-waktu dulu/ datang dengan keping keping kenangan yg tersendat dalam ingatan/

kaukah itu yg pagi pagi buta menyalakan rindu dalam tungku hatiku/
kaukah itu yang memanggil-manggil dalam malam yang mengigil/

mendekatlah, rindu ini seperti nadi yang selalu berdenyut setiap kali/ kemarilah jangan biarkan kasmaran ini kian menepi/

tapi aku tak bisa berdusta meski bukan lewat kata-kata/ aku tak bisa berpura-pura sebab telah jelas akhir cerita/

Inilah malam itu/ ketika pelukan dan sentuhan menjadi tawar dan hambar/

Apakah yang bisa diberikan oleh kecupan kalau hanya untuk menyampaikan salam perpisahan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun