Sebenernya ini adalah tulisan istri saya yang langsung bersemangat untuk menulis stelah melihat berita mengenai launching buku tetraloginya mas Wisnu Nugroho ( mas Inu ).
========================================================
Ini bukan tentang keong racun yang banyak muncul saat musim penghujan tiba atau keong racun yang kerap dijadikan penganan sate oleh warga desa yang memang terbiasa mengkonsumsinya. Atau keong racun yang sedang ramai dibicarakan orang di dunia maya, yang merupakan judul sebuah lagu dangdut koplo kreasi kang Abuy yang sukses diperkenalkan oleh dua orang mojang Bandung nan cantik.
Tapi ini tentang keong racun yang senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang. Keong racun semacam ini tak hanya membuat resah orang2 yang berada di sekelilingnya tapi terkadang juga menjadi pemicu orang melakukan tindakan bunuh diri karena tak kuat menanggung malu akibat racun sang keong terlanjur beredar di lingkungannya.
Keong racun semacam ini akan selalu mencari kesempatan dan kelemahan dari orang2 yang dianggapnya tak menyenangkan. Kata pepatah tetangga adalah saudara paling dekat sama sekali tak berlaku justru dia akan puas jika berhasil meracuni, walaupun itu adalah temen mainnya sendiri, karena baginya tak ada tawar-menawar.
Lalu adakah penawar racun untuk mengatasi perilaku sang keong ????
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H