Tugu Persatuan Dilihat dari Kejauhan (Kolpri)
Sewaktu perjalanan dari bandara Haluoleo ke pusat Kota Kendari, tiba-tiba mata tertumbuk pada sebuah tugu yang menjulang tinggi di tengah panasnya suhu udara saat itu. Kata supir taksi yang mengantar kami ke hotel, tugu itu adalah tugu persatuan yang dibangun saat MTQ Nasional tahun 2006 yang diselenggarakan di Kendari. Dari kejauhan, bentuknya seperti Monas namun tidak berkepala emas saja, lebih mirip KL Tower lah. Bangunan monumen tampak jelas dilihat dari sisi mana pun karena tidak ada bangunan pesaing di sekitarnya sehingga menjadikan tugu tersebut bangunan paling tinggi di Kota Kendari.
Saking penasaran, besoknya setelah urusan dinas selesai, saya coba mampir ke lokasi MTQ tempat bersemayamnya tugu persatuan tersebut. Alangkah kagetnya ketika tiba di pelataran tugu, tidak seperti yang saya bayangkan seperti di Monas, ada taman, pintu masuk, museum, dan sebagainya. Yang ada hanyalah onggokan bangunan tak terawat, kaca di bagian tengah mulai pecah, pelataran yang dipakai berdagang kaki lima terutama di malam hari, dan sampah yang terserak di beberapa titik. Bangunan setinggi 99 meter tersebut nyaris lumpuh tak terurus, temboknya mulai mengelupas, bangunan di bawah atau basement tak terselesaikan meninggalkan onggokan beton dan kayu begisting. Nyaris 180 derajat dari yang saya bayangkan saat memandang tugu tersebut dari kejauhan yang nampak mewah dan berkelas. Padahal jika tugu tersebut diselesaikan seluruhnya akan menjadi ikon Kota Kendari sekaligus tempat nangkring yang asyik di atasnya karena dapat memandang Kota Kendari secara keseluruhan, seperti di puncak Monas.
Menurut cerita supir yang mengantar kami, tugu itu dibangun pada masa Gubernur Ali Mazi saat penyelenggaraan MTQ dulu. Namun setelah pergantian gubernur kepada Nur Alam, pembangunan tugu sepertinya mandek alias jalan di tempat. Pemprov sendiri sudah menganggarkan perbaikan pada tahun anggaran 2011, tetapi tetap belum cukup untuk membereskan keseluruhan bangunan, sehingga perlu dukungan pemerintah pusat untuk menuntaskan pembangunan tugu tersebut. Alangkah sayangnya bila tugu persatuan kebanggaan warga Kota Kendari dibiarkan membusuk begitu saja, karena lokasinya sangat strategis berada di tengah kota, dan pemandangannya indah Kota Kendari yang merupakan perpaduan pantai dengan perbukitan akan sangat indah dilihat dari atas tugu. Bahkan bangunan bekas MTQ saja mulai dibongkar, entah akan dibangun apalagi, padahal secara fisik masih tampak bagus, hanya perlu dipoles sedikit saja.
Inilah salah satu contoh betapa bangsa kita gemar membangun landmark atau bangunan megah yang akan melambungkan nama pemimpin daerahnya, namun tidak bisa memelihara apalagi mengembangkannya. Potensi wisata yang bisa dikeruk dari landmark tersebut pupus sudah sementara uang rakyat yang dipakai membangun terbuang sia-sia. Padahal bila dirawat dengan baik justru akan mendatangkan PAD yang dapat digunakan untuk kesejahteraan rakyatnya. Masih banyak contoh lain landmark daerah yang disia-siakan begitu saja, seperti stadion PON dan jembatan Sungai Siak II di Pekanbaru, jembatan Soekarno di Manado, yang pembangunan dan pemeliharaannya masih terbengkalai hingga saat ini. Semoga pemerintahan sekarang bisa mendata dan melanjutkan pembangunan dan pemeliharaan bangunan yang selama ini terlantar.