Sosok pasangan ini memang tak habis untuk dibicarakan, mulai dari konsistensi menulis hingga keakraban yang beliau berdua ciptakan dengan sesama Kompasianer lain. Opa dan Oma Tjip memang telah menjadi legenda hidup Kompasiana dan layak menyandang gelar 'lifetime achievement' karena kosistensinya tersebut. Saya sendiri walaupun hanya baru sekali bertatap muka dengan beliau, namun cukup sering berinteraksi di laman Kompasiana maupun FB.
Saya kadang malu dengan beliau yang sering menyapa melalui komentar pada tulisan saya, tapi saya malah jarang menyempatkan diri mampir di lapak beliau. Bukan tak ingin berbalas budi, tapi memang saya termasuk 'malas' membaca karena berbagai hal. Menulis pun masih tergantung mood dan cuaca, jadi kadang banyak tulisan beliau yang terlewatkan padahal tema-temanya sangat menarik.
Mungkin sudah banyak rekan-rekan Kompasianer yang menulis tentang beliau berdua dari berbagai sudut pandang, namun ada satu sisi yang menarik bagi saya untuk menuliskannya. Ketika pertama kali bertemu langsung di sebuah restoran Padang di bilangan Juanda, saya langsung tertegun melihat beliau membuka hape tanpa menggunakan kacamata. Padahal dari sisi usia yang saat itu sudah 75 tahun, hampir semua sebayanya pasti menggunakan kacamata untuk membantu membaca tulisan yang semakin samar dilihat di usia tua.
Saya tidak terlalu ingat jawaban beliau, tapi pada intinya untuk menjaga mata tetap sehat, sering-sering jalan-jalan ke luar rumah melihat pemandangan jauh, dan diusahakan pemakaian mata secara seimbang antara melihat jauh dan dekat. Sebenarnya beliau pernah juga menggunakan kacamata, tapi karena terasa kurang nyaman, akhirnya ditanggalkannya kacamata tersebut dan kembali membaca seperti biasa. Sebagaimana orang berusia tua pada umumnya, mata beliau sendiri sebenarnya juga sudah plus, namun masih dalam batas atas normal dan malah justru stabil alias tidak bertambah karena tidak menggunakan kacamata.
Di samping itu, saya perhatikan tubuh beliau walaupun sudah tampak tua tapi masih terlihat segar bugar, demikian juga dengan Oma yang masih tampak energik. Kalau tidak salah dengar, pasangan ini rutin melakukan reiki alias terapi meditasi ala Jepang untuk menjaga kebugaran tubuh, bahkan hingga menulis buku tentang terapi tersebut dengan judul Meditasi dan Reiki, Jalan Menuju Kesembuhan Lahir Batin. Selain itu mereka juga sekarang aktif mengikuti Natural Walking yaitu jalan santai di alam terbuka seperti pegunungan, pantai, taman, sambil menikmati udara segar.
Kunci sukses lain dalam menjaga kebugaran tubuh adalah tetap aktif mengikuti kegiatan sosial sekaligus menjalin silaturahmi dan berinteraksi dengan sesama warga senior maupun anak muda lainnya. Lalu yang terpenting adalah menjaga pola makan yang lebih banyak mengkonsumsi bahan-bahan alami seperti buah, sayur mayur, telur, daging yang diolah sendiri,
Terakhir, hati yang damai dan berpikir positif disertai istirahat yang cukup merupakan kunci kesehatan mental yang membuat mereka tetap sehat di usia tua. Nyaris tak ada rekaman riwayat penyakit dalam usia setua itu, padahal mungkin orang-orang sebayanya sudah tertimpa berbagai macam riwayat penyakit. Menulis juga menjadi salah satu terapi untuk menyalurkan pikiran positif agar tetap produktif di usia senja dan tidak mudah terserang penyakit karena kurangnya aktivitas.
Di masa pandemi ini, gaya hidup Opa dan Oma Tjip seperti telah diuraikan di atas layak untuk dicontoh. Tetap beraktivitas dengan pikiran positif dan hati yang damai merupakan kata kunci yang harus dipegang oleh kita yang ingin tetap bertahan dalam gelombang badai pandemi sekarang ini. Jangalah ketakutan dan pikiran negatif terus menerus membayangi diri yang berakibat turunnya imunitas dan malah mudah terserang penyakit.
Sebagai penutup, saya selalu berdoa agar pasangan ini tetap awet dan bugar hingga menginjak usia pernikahan platinum serta menginjak usia lebih dari 100 tahun, sebagai contoh bahwa menjaga kesehatan tidak mengenal umur. Tidak ada alasan ketika usia menjelang senja jadi semakin malas bergerak karena malah akan mempercepat panggilan menghadap Tuhan. Salam simpel buat Opa dan Oma Tjip.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H