Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Tri Ibadah Menyelamatkan Kami Saat Tersesat di Mina

15 Juli 2020   22:27 Diperbarui: 15 Juli 2020   22:22 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jamaah Akan Melempar Jumroh di Mina (Dokpri)

Ibadah Haji merupakan ibadah yang berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya. Pertama, hanya diwajibkan bagi yang mampu, sementara ibadah lainnya wajib bagi semua umat. Mampu tidak hanya diukur dari uang saja, tapi juga kesehatan, waktu, dan kesempatan. Apalagi waktu tunggu semakin panjang akibat pandemi Covid-19 ini. Kalau daftar sekarang mungkin bisa 20-30 tahun lagi baru berangkat.

Kedua, ibadah haji lebih mengutamakan fisik daripada bacaan, yang penting semua rukun haji dan wajib haji dilaksanakan dengan tertib. Lupa bacaan atau tidak hafal tidak membatalkan ibadah haji, misal bacaan saat tawaf dan sa'i kalau tidak hafal cukup membaca dzikir standar saja sudah cukup. 

Ketiga, ibadah haji dilaksanakan pada tempat dan waktu tertentu, yaitu mulai tanggal 10-13 Dzulhijjah di kota Mekkah yaitu Masjidil Haram, Padang Arafah, Muzdalifah, dan lempar jumroh di Mina. Ibadah haji tidak bisa dilaksanakan di tempat selain yang disebutkan di atas, berbeda dengan ibadah lain yang bisa dilaksanakan di mana saja. 

Sementara ibadah puasa, zakat, dan sholat dilaksanakan pada waktu tertentu. Puasa wajib dilaksanakan pada bulan Ramadhan, dan zakat fitrah dilaksanakan sebelum sholat Ied. Demikian pula dengan sholat dilaksanakan sesuai waktunya masing-masing. Jadi itulah perbedaan antara ibadah haji dengan ibadah-ibadah wajib lainnya.

Salah satu kenikmatan dalam berhaji adalah serunya perjalanan dari padang Arafah lalu bermalam di Muzdalifah, kemudian berangkat menuju Mina. Inilah perjuangan terberat bagi para jamaah haji karena memerlukan fisik yang prima selama lima hari penuh. Apalagi sewaktu lempar jumroh di Mina, tenaga terkuras untuk berjalan kaki dari tenda menuju tempat lempar jumroh bolak balik dalam sehari bisa menempuh sekitar 5-8 kilometer. Kalau durasi tersingkat tiga kali saja sudah 15-24 kilometer, apalagi yang panjang bisa sampai 20-32 kilometer per harinya.

Melempar jumroh juga harus memakai strategi agar tidak kepanasan tapi juga tidak terlalu ramai. Biasanya kami berangkat berombongan di pagi hari atau sore hari saat cuaca tidak terlalu panas dan belum banyak orang yang jalan. Rombongan biasanya diatur yang tua-tua berada di depan, sementara yang muda berada di belakang. Hal ini dimaksudkan agar yang muda bisa membantu yang tua kalau mereka lamban jalannya atau ada yang memerlukan pertolongan pertama sebelum petugas datang. 

Suatu ketika saya dan istri tercecer dari rombongan karena berjalan terlalu cepat meninggalkan rombongan. Kami agak lama menunggu anggota rombongan lainnya setelah selesai melempar jumroh. Namun karena situasi sangat ramai dan tidak bertemu rombongan juga akhirnya kami putuskan pulang sendiri selesai melempar jumroh. Sampai di depan tenda-tenda kami mulai bingung karena bentuknya sama semua dan kami hanya ingat nomor gang utamanya saja.

Kamipun mulai mengurutkan nomor gang satu demi satu untuk mencari gang utama saja. Pas ketemu nomor gangnya kami mulai bingung karena tidak terlihat tanda kemah kami di dalam perkampungan tenda tersebut. Karena frustasi, akhirnya kami minta dipandu petugas melalui hape agar sampai ke tenda tujuan. Untunglah kami menggunakan Jaringan 3 Indonesia yang produknya Always On juga di Arab Saudi bekerja sama dengan operator lokal. Dengan paket Tri Ibadah, kami bisa berkomunikasi dengan lancar di Arab Saudi, apalagi harga paketnya paling murah dan kompetitif.

"Halo Assalamu 'alaikum pak haji, mohon maaf kami tersesat di depan gang utama, tolong pandu kami pak," pinta saya pada petugas haji pendamping kloter kami.

"Wa'alaikum salam. Ok pak, bapak dari gerbang utama jalan lurus saja, nanti ketemu toilet. Di ujung toilet ada gang belok kanan," jawab sang petugas haji.

"Ok pak, saya cari dulu toiletnya, nanti saya hubungi lagi ya pak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun