Di sekitar alun-alun juga banyak bangunan penting seperti kantor pos, gereja, gedung daerah, dan balai adat Bengkulu. Kita bisa jalan kaki dari benteng hingga ke arah alun-alun dan bangunan di sekitarnya.
Sebagai arsitek, Soekarno memadukan corak Jawa dan Sumatera dalam pembangunan kembali masjid tersebut tahun 1938. Di pertengahan jalan antara alun-alun dengan masjid jami itulah terletak hotel Cordella Inn tempat saya menginap saat berdinas ke Bengkulu sekaligus berwisata.
Posisi hotel Cordella Inn yang strategis di pusat kota Bengkulu membuat saya mudah untuk berwisata sejarah karena lokasinya tak terlalu jauh dari hotel tersebut.Â
Benteng Marlborough hanya sekitar 1 kilometer saja dari hotel, alun-alun sekitar 700 meter, bahkan masjid jamik hanya 400 meter saja. Sementara itu rumah pengasingan Bung Karno sekitar 1,5 kilometer, dan 1,3 kilometer ke rumah Fatmawati serta pusat oleh-oleh khas Bengkulu di jalan Fatmawati dekat simpang lima.
Keduanya berlokasi tak jauh dari simpang lima Ratu Samban yang terkenal dengan pusat oleh-oleh khas Bengkulu. Di rumah pengasingan inilah dulu Bung Karno tinggal bersama Inggit dan putri angkatnya Ratna Djuami yang berteman dengan Fatmawati.Â
Di kota ini pulalah Bung Karno jatuh cinta dengan Fatmawati, dan akhirnya mereka menikah setelah terlebih dahulu Bung Karno bercerai dengan Inggit Garnasih.
Semua obyek wisata sejarah tersebut terletak di pusat kota dengan radius kurang dari lima kilometer, termasuk pantai Panjang di sisi barat dan pantai Tapak Paderi yang terletak dekat dengan Benteng Marlborough.Â
Jadi dengan nginap di Cordella Inn, semua obyek wisata tersebut dapat dijangkau dengan mudah baik berjalan kaki atau angkutan umum. Kalau sedang malas atau cuaca panas/hujan kita bisa menggunakan kendaraan sewaan untuk berkeliling ke semua obyek tersebut dari pagi hingga sore hari sampai puas.