Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Tol Layang Japek Selesai, Akankah Penderitaan Macet Berakhir?

30 Desember 2019   15:38 Diperbarui: 30 Desember 2019   15:40 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konstruksi Kereta Cepat di Samping Tol Purbaleunyi (Dokpri)

Pertengahan bulan Desember ini tol layang Jakarta-Cikampek alias Japek II telah resmi beroperasi dan digunakan dalam liburan nataru tahun ini. Meskipun masih ada pro kontra terkait konstruksi jalan layang yang konon katanya 'ndut-ndutan' itu, nyatanya tetap saja ramai digunakan pengendara yang ingin berlibur ke luar kota pada musim libur akhir tahun ini, termasuk penulis sendiri.

Kemacetan menjadi momok yang menakutkan saat pembangunan jalan layang tol mulai dikerjakan. Waktu tempuh Jakarta - Cikampek yang biasanya dapat dicapai dalam satu hingga satu setengah jam bisa mencapai tiga hingga enam jam! Selama hampir lima tahun lamanya para pengemudi setia jalan tol tersebut rela bermacet-macetan demi suksesnya pembangunan jalan layang tersebut. Toh nantinya setelah jadi bakal sangat bermanfaat mengurangi kemacetan akibat semakin bertambahnya pengguna jalan tol tersebut dari tahun ke tahun.

Dengan selesainya pembangunan tol layang ini diharapkan dapat mengurai kemacetan akibat lalulintas harian yang semakin padat melintasi ruas jalan tol tersebut. Pengguna lokal dan luar kota dipisahkan oleh jalan layang dan jalan lama sehingga tidak bercampur dalam satu ruas yang sama untuk menghindari kemacetan akibat lalulintas lokal yang semakin tinggi. Kendaraan dengan tujuan Bekasi hingga Karawang tetap melalui jalan lama, sementara arah Cipali dan Bandung dapat melalui jalan layang untuk kendaraan kecil.

Sepintas harapan tersebut bakal menjadi kenyataan karena kendaraan kecil sebagian besar telah melalui jalan layang tersebut. Namun jangan lupa bahwa di sekitar ruas tol tersebut ternyata masih ada pembangunan infrastruktur lain yang sedang bahkan baru saja dibangun. Persimpangan Cikunir masih dalam proses pelebaran sehingga kemacetan masih terjadi terutama kendaraan yang berasal dari arah tol JORR menuju tol Cikampek. Selain itu persimpangan layang Cikarang juga membuat bottle neck terutama dari arah Cikampek menuju Jakarta berpotensi menyebabkan kemacetan.

Di luar konstruksi internal tol yang belum selesai, jaringan LRT dari Bekasi menuju Cawang hingga hari ini masih dalam proses pemasangan pilar jembatan di beberapa titik yang juga berpotensi menimbulkan kemacetan terutama saat pemasangannya. Saya pernah mengalami buka tutup sekitar setengah jam saat pemasangan pilar tersebut di sekitar Pondokgede. Secara umum dalam pengamatan saya konstruksinya baru sekitar 70% dan butuh waktu paling cepat dua tahun lagi baru selesai seluruhnya.

Sementara itu masih ada konstruksi kereta cepat yang menggunakan sebagian sisi selatan maupun utara jalan tol Japek yang baru saja dimulai pembangunannya setelah sempat tiga tahun mangkrak sejak diletakkan batu pertama oleh presiden Jokowi tahun 2015 lalu. Saat ini progres konstruksinya baru pada tahap pembangunan tiang-tiang penyangga pilar jembatan yang jumlahnya juga masih dalam hitungan jari atau tak sampai 5% saja.

Selain itu konstruksi rel kereta api cepat juga melalui samping jalan tol Purbaleunyi sehingga berpotensi menimbulkan kemacetan baru di ruas tol tersebut. Jadi titik kemacetan akan bertambah dari semula hanya ruas tol Japek saja sekarang menjadi ruas tol Purbaleunyi terutama yang dilalui oelh jaringan rel kereta cepat. Penggunaan lahan di samping tol dilakukan untuk mengurangi biaya pembebasan lahan yang cukup mahal untuk seluruh jalur rel sepanjang lebih dari 130 km tersebut.

Memang tidak semua ruas tol dilalui secara paralel oleh kereta layang, namun tetap saja di beberapa titik terutama persimpangan dari kiri ke kanan jalan tol bakal menimbulkan kemacetan baru. Apalagi lebar jalan tol Purbaleunyi hanya dua lajur saja sehingga diprediksi bakal menghasilkan kemacetan lebih parah dari pembangunan tol layang Japek yang sebelumnya sudah memiliki empat lajur.

Untuk itu para pengguna jalan tol terutama yang ke arah Bandung atau sebaliknya, bersiaplah kembali ke jalur lama melalui Purwakarta dan Padalarang dengan kondisi jalan yang lebih sempit dan berliku. Jadi jangan berharap penderitaan akan berakhir seiring dengan diresmikannya jalan tol layang Japek II. Pembangunan infrastruktur sepertinya tak akan pernah tuntas karena selesai satu proyek akan disusul proyek lainnya. Belum lagi konstruksi jalan lingkar Jatiasih - Cikarang - Karawang yang juga akan bersimpangan dengan tol Japek.

So, buat para pengguna jalan tol Japek plus Purbaleunyi atau para komuter Jakarta - Bandung jangan senang dulu atas selesainya tol layang Japek II. Penderitaan berikutnya bakal menanti ketika progres pekerjaan konstruksi kereta cepat Jakarta -Bandung bertambah. Diperkirakan paling cepat 3-4 tahun baru akan selesai pekerjaan konstruksi kereta layang tersebut. Apalagi konon pembebasan lahan belum sepenuhnya selesai dilakukan yang tentu bakal menghambat penyelesaian proyek tersebut. Selamat kembali bermacet ria tahun depan hingga empat tahun mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun