Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekolah Negeri Berbasis Agama, Solusi Alternatif PPDB

25 Juni 2019   19:57 Diperbarui: 25 Juni 2019   20:00 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MAN Insan Cendekia (Sumber: insancendekia.org)

Saat ini belajar di sekolah negeri merupakan dambaan bagi hampir seluruh anak didik usia sekolah karena sebagian besar sudah digratiskan oleh pemerintah. Kalaupun ada biaya biasanya lebih kepada kerelaan peserta didik dan tidak tercantum dalam dokumen resmi karena semuanya sudah ditanggung oleh pemerintah.

Akan tetapi jumlah sekolah negeri yang sangat terbatas membuat siswa harus berjuang mati-matian untuk memperebutkan bangku tersebut. Apalagi dengan sistem zonasi sekarang ini PPDB lebih diprioritaskan pada warga yang dekat dengan sekolah dan tidak mampu sebagai kriteria utamanya. Akibatnya di beberapa sekolah tertentu kuotanya cepat penuh karena padatnya penduduk di daerah tersebut, sementara di sisi lain jumlah peserta didik semakin meningkat.

Sekolah swasta memang bisa jadi alternatif, namun kudu menguras biaya yang tidak sedikit. Lagipula kualitasnya juga tak jauh berbeda dengan sekolah negeri terutama yang dulunya merupakan sekolah favorit di wilayahnya. Hanya orang yang mampu saja yang dapat menyekolahkan putra putrinya di sekolah swasta, sementara yang kurang mampu hanya bisa gigit jari menunggu godot yang tak kunjung tiba.

Namun banyak orang tua calon peserta didik lupa, bahwa ada sekolah negeri berbasis agama yang dikelola oleh Kementerian Agama. Untuk tingkat SMP disebut MTsN atau Madrasah Tsanawiyah Negeri dan untuk tingkat SMA disebut MAN atau Madrasah Aliyah Negeri. Kurikulumnya tak jauh beda dengan sekolah negeri yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hanya ditambah pelajaran bernuansa agama seperti Al Quran dan Hadits, Akhlak dan Budi Pekerti, Fiqh, serta Sejarah Kebudayaan Islam.

Pelajaran lain seperti Fisika, Kimia, Matematika, Biologi untuk IPA dan Ekonomi, Geografi, Sosial untuk IPS tetap ada. Ekstra kurikulernya pun tak jauh beda dengan sekolah negeri biasa, tergantung minat dan ketersediaan kegiatan di sekolah, bahkan paduan suara dan bandpun ada. Jadi sekolah negeri berbasis agama tidak melulu belajar soal agama semata, tapi juga pengetahuan umum lainnya juga tetap diajarkan laiknya pelajaran pada sekolah umum.

Tidak ada ketentuan zonasi khusus untuk calon peserta didik di sekolah berbasis agama tersebut hingga saat ini, semoga masih berlaku tahun-tahun berikutnya. Hanya persyaratan masuk ke sekolah tersebut cukup berat dan harus melalui berbagai saringan, mulai dari seleksi administrasi, TPA, ters psikologi, hingga tes wawancara untuk dapat diterima sebagai siswa. Namun tidak semua MTsN atau MAN mensyaratkan hal yang sama, tergantung kuota yang tersedia di sekolah tersebut, karena ada yang favorit ada pula yang standar atau biasa-biasa saja.

Untuk seleksi administrasi biasanya dilihat nilai rapor rata-rata tingkat sebelumnya, misal untuk MAN dilihat rapor SMP atau MTsN, untuk MTsN dilihat rapor SD atau MI nya dengan nilai rata-rata minimal 7 untuk mata pelajaran tertentu. Untuk MAN tertentu seperti Insan Cendekia mensyaratkan minimal 5 besar sekolah setiap semesternya. Lalu setelah lulus administrasi, tes berikutnya adalah tes potensi akademik yaitu ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia, Inggris, Matematika, IPA atau IPS. Lolos dari TPA telah menanti psikotes, dan biasanya diakhiri dengan tes wawancara serta praktik ibadah dan tes kesehatan (bila diperlukan). 

Bicara prestasi, lulusan MTsN dan MAN tidak kalah dengan sekolah negeri lainnya. Contohnya MAN Insan Cendekia Serpong yang masuk 4 besar  nilai UN tertinggi tahun 2019, dan secara total ada 5 MAN masuk dalam 100 besar SMA terbaik se-Indonesia. Di Jakarta ada MAN 3 dan MAN 4 yang juga termasuk dalam 100 besar peringkat SMA se-Jakarta. Jadi kualitas lulusan MAN tak kalah bersaing dengan lulusan SMA negeri lainnya.

Pendaftarannya sendiri biasanya dimulai sekitar bulan April -Mei, dan seleksi masuk biasanya dilaksanakan pada bulan Mei - Juni, kecuali MAN Insan Cendekia yang waktu pendaftarannya lebih awal sekitar bulan Februari. Jadi untuk tahun ini untuk gelombang pertama sudah terlambat, paling tinggal menunggu peluang pada gelombang kedua apabila masih ada slot yang tersisa. Namun tak ada salahnya untuk persiapan tahun depan, daripada pusing memikirkan zonasi PPDB, sebaiknya persiapkan putra putrinya untuk mengikuti tes seleksi di MTsN atau MAN.

Saya sendiri memasukkan kedua anak saya ke MAN setelah lulus SMP karena tidak mau pusing dengan urusan PPDB. Lagipula sekolah negeri terdekat sesuai zonasi kualitasnya masih jauh di bawah MAN tempat belajar anak-anak saya tersebut. Memang jaraknya agak jauh dari rumah, namun masih bisa dijangkau dengan angkutan umum. Kendalanya hanya masuk sekolah terlalu pagi, jam 6.30 sehingga setelah Subuh harus segera berangkat ke sekolah.

Jadi, tunggu apa lagi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun