Ada pemandangan tak biasa kala saya kembali menyambangi terminal Larkin di Johor Bahru ketika hendak berkelana menjelajah negeri jiran.
Terakhir ke sana tiga tahun lalu suasananya kumuh, sumpek, dan semrawut akibat banyak laler calo yang berkeliaran menawarkan bis ke berbagai tujuan. Kios-kios tiket berjajar dan saling bersaing untuk mendapatkan penumpang ke tujuan yang sama. Tidak ada pagar yang membatasi penumpang dengan bus yang parkir di halaman.
Daleman Larkin Empat Tahun Lalu (Dokpri)
Kini, semua tampak berubah.
Terminal diberi pagar dan tak sembarang orang bisa lalu lalang di dalam halaman parkir terminal. Tak ada lagi lapak makanan cepat saji ternama di sudut terminal, serta kios-kios tiket bis ke berbagai jurusan.
Tempat lapak dan kios tadi berganti menjadi ruang tunggu yang nyaman berpendingin udara layaknya stasiun KA atau bandara kecil. Di belakang terdapat konter tiket atau loket pengganti kios yang melayani ke semua jurusan tanpa pandang bulu.
Daleman Larkin Sekarang (2018) (Dokpri)
Loket tersebut tidak lagi dimonopoli perusahaan tertentu, tapi dikelola oleh pengurus terminal dengan memanfaatkan teknologi informasi. Kita bisa langsung memilih bus dengan tujuan tertentu, waktu tertentu, dan perusahaan bus tertentu yang dipandu oleh petugas loket.
Semua berjalan secara otomatis dengan dukungan layar komputer yang tersedia di depan setiap loket sehingga kita bisa bebas menentukan pilihan, sayangnya layar monitor belum touch screen sehingga harus disampaikan secara verbal kepada petugas loket. Setelah memilih kita tinggal sampaikan ke petugas loket, lalu tiketpun dicetak dan dibayar sesuai tarif yang tertera dalam tiket.
Selasar Terminal Empat Tahun Lalu (Dokpri)
Memang ada resiko setelah konter tiket disatukan, antrian menjadi lebih panjang dan belum tentu memperoleh tiket sesuai dengan waktu yang diinginkan, apalagi pas menjelang weekend atau libur panjang.
Namun panjangnya antrian terbayar ketika tiket sudah ditangan. Beruntungnya juga kita bisa mengantri di loket mana saja yang kira-kira antriannya tidak terlalu panjang dibanding loket lain karena semua loket melayani semua jurusan tanpa pandang bulu.
Selasar Terminal Saat Ini (Dokpri)
Setelah memperoleh tiket, kita bisa masuk ke ruang tunggu yang nyaman sambil menanti panggilan masuk ke dalam bus. Namun bila khawatir ketinggalan, kita bisa bertanya ke petugas di platform mana bus tujuan kita.
Sayangnya memang dalam tiket tak tercantum jelas platform-nya, tapi petugas tampaknya sudah hafal di luar kepala dimana bus yang akan kita tumpangi berada.
Ruang Tunggu yang Nyaman (Dokpri)
Lalu masih adakah calo berkeliaran? Saya melihat satu dua orang berpakaian preman berteriak-teriak mengingatkan penumpang jurusan tertentu, tapi tak tampak menjual atau menawarkan tiket, dan tak ada calon penumpang yang tampak tertarik dengan teriakannya.
Petugaspun seperti acuh saja, mungkin mereka hanyalah petugas dari PO Bus tertentu yang mengingatkan penumpang jurusan tertentu (misal: KL) agar segera naik ke bus karena akan segera berangkat.
Papan Pengumuman ala Bandara di TBS (Dokpri)
Setiba di TBS (Terminal Bersepadu Selatan), sebuah terminal baru dan megah di ibukota negara Kuala Lumpur, kondisi serupa juga terlihat dari banyaknya loket di konter penjualan tiket ke semua jurusan.
Suasananya juga sudah dibuat mirip di bandara, ada papan petunjuk besar yang menunjukkan waktu keberangkatan bus dan berada di platform berapa bus tersebut berada.
Terminal digabungkan dengan mal sehingga kita bisa berbelanja dan makan besar sambil menunggu keberangkatan bus ke tempat tujuan. Sudah tak terlihat lagi calo-calo berkeliaran di terminal bus (atau saya tidak melihat) diganti dengan petugas keamanan yang rajin berkeliaran mengamati keadaan.
Konter Tiket di TBS (Dokpri)
Saya sendiri belum pernah ke terminal Pulogebang, tapi ketika mampir ke Bungurasih beberapa bulan lalu, para calo masih berkeliaran dengan bebas dan konter tiket masih per masing-masing bus, walaupun sudah ada pembaruan terminal dengan membangun
platform bus dan ruang tunggu di lantai dua. Belum ada pembaruan yang signifikan dari terminal tersebut terutama dalam pengelolaan penjualan tiket yang terpadu seperti di negeri jiran.
Selasar Platform di Larkin (Dokpri)
Membasmi calo tidak hanya sekadar memasang papan pengumuman atau cara kekerasan dengan mengusir mereka tapi kemudian balik lagi, namun ubahlah sistem penjualan tiket yang membuat mereka tidak dapat bergerak leluasa.
Lihat Otomotif Selengkapnya