Melahirkan adalah saat-saat paling krusial dalam memulai kehidupan seorang manusia. Prosesnya yang menimbulkan rasa sakit dan nyeri membuat banyak ibu-ibu enggan untuk melahirkan lebih banyak anak. Selain sakit proses menanti kelahiran jabang bayi juga tidak bisa ditentukan, bisa sebentar bisa juga lama kalau ingin melahirkan secara normal. Akhirnya banyak orang mengambil jalan pintas dengan operasi cesar agar sesuai dengan tanggal yang diinginkan atau tidak ingin merasa sakit terlalu lama.
Di era modern ini, banyak orang mulai enggan untuk melahirkan. Rata-rata setiap pasangan hanya memiliki dua atau paling banyak tiga orang anak saja. Biaya hidup yang semakin mahal membuat orang berpikir ulang untuk memiliki anak banyak, padahal kalau kita percaya pada keyakinan, banyak anak banyak rezeki, bukan banyak masalah. Proses melahirkan yang lama dan sakit juga ikut memengaruhi keinginan untuk punya banyak anak.
Sebenarnya kemajuan teknologi di bidang kesehatan sekarang telah banyak membantu mengurangi rasa sakit. Salah satunya adalah metode ILA (Intrathecal Labor Analgesia) atau ada yang menyebut juga metode Salsabila. Pasien yang hendak melahirkan saat sudah melalui bukaan ketiga atau keempat dan jalan keluar bayi sudah mulai lebar, disuntikkan obat penghilang rasa sakit pada urat syaraf di tulang belakang bagian bawah. Metode ini cukup aman karena dosis yang diberikan tidak terlalu tinggi, dan tidak akan mengalir ke bayi karena disuntikkan ke syaraf ibu.
Saya pernah melihat sendiri betapa efektifnya penggunaan metode ILA saat istri hendak melahirkan. Karena trauma rasa sakit saat melahirkan anak pertama secara normal, istri akhirnya memilih untuk mengikuti metode ILA seperti disarankan dokter. Namun syaratnya kondisi kandungan sehat, tidak ada lilitan atau sungsang, tidak cacat atau ada kelainan fisik sehingga mudah untuk dikeluarkan. Jadi sebelum dilakukan persalinan, terlebih dahulu dicek kondisi tubuh pasien dan kandungannya.
Sewaktu sudah terasa mulas, saya langsung membawa ke rumah sakit yang menggunakan metode ILA. Setelah diperika sudah bukaan ketiga dan jalan keluar sudah cukup lebar, diputuskan istri untuk rawat inap sambil dicek setiap dua tiga jam sekali. Untuk memancing mulas, dua hari sebelum ke rumah sakit, saat kontrol dokter memang memberikan obat stimulan untuk mempercepat mulas karena sudah waktunya lahir (HPL=hari perkiraan lahir) belum juga ada tanda-tanda mulas.
Setelah dua jam di ruang rawat, perut sudah mulai menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan sehingga istri langsung dibawa ke ruang persalinan. Dokter kandungan didampingi dokter anestesi mulai menyuntikkan obat penghilang rasa sakit untuk mengurang rasa nyeri saat hendak melahirkan.Â
Sekitar satu jam kemudian saya dipanggil untuk melihat proses persalinan istri. Perlahan istri diminta untuk mendorong bayi lewat tarik ulur nafas. Awalnya agak sulit karena sebagian tubuh sudah tidak terasa alias dalam kondisi baal. Namun pelan-pelan, sambil tarik nafas, lalu sambil membuang nafas, istri mengejan untuk mendorong bayi keluar dari kandungan.
Namun karena masih masa pembiusan, agak lama juga istri berbaring karena sebagian tubuh bagian bawah hingga kaki masih terasa baal. Sejam kemudian efek obat penghilang rasa sakit baru benar-benar hilang, bekas jahitan mulai terasa sakitnya, kaki mulai bisa bergerak.
Sebagai catatan, bayi ternyata bisa bertahan hidup 1-2 hari setelah melahirkan tanpa harus disusui karena ternyata masih menyimpan sisa makanan dari ari-ari. Bayi saya sendiri tidak langsung mau menyusui, mungkin masih kenyang sehingga baru besoknya benar-benar menyusu.Â