Di sini aturan cukup ketat, motor tidak boleh dinaiki, tapi dituntun agar tidak menimbulkan polusi baik suara maupun asap. Tampak beberapa warga mendorong motornya dari depan trotoar hingga ke dalam rumah yang jaraknya bisa mencapai 200 meter lebih.
Buat warga kota Surabaya atau pelancong seperti saya, kampung ini bisa jadi alternatif wisata di samping obyek wisata lain yang sudah umum seperti kebon binatang atau taman.
Semoga walikota berikutnya mampu mempertahankan kampung-kampung tersebut dari derasnya incaran para investor yang berspekulasi tanah di perkotaan yang mengubah wajah kota menjadi hutan beton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H