"Ah, enggak pak. Saya lagi jalan-jalan di sini, tadi lihat plang nama Kampung Wisata," saya coba menjelaskan maksud dan tujuan dengan singkat.
"Oooh, kalau begitu silakan. Gang ini panjang lho sampai ke ujung sana," jawab warga tersebut.
"Terima kasih pak, maaf, kalau boleh saya ambil gambar rumah tua itu?" pinta saya untuk sedikit mengalihkan perhatian.
"Oh, boleh, silakan."
Salah Satu Rumah Tua Jadi Warung Kopi (Dokumentasi Pribadi)
Saya langsung ambil beberapa gambar termasuk mereka yang sedang nangkring. Setelah itu saya pamit meninggalkan mereka yang sedang menanti waktu pencoblosan.Â
Jaman sekarang memang lebih banyak rasa saling curiga daripada saling membantu, apalagi saat pemilu seperti ini. Untunglah keramahan masih tampak di wajah mereka, pertanda saya bukanlah penyusup yang dicurigai nebeng nyoblos.
Rumah Tua Lainnya (Dokumentasi Pribadi)
Dugaan saya, kampung ini memang sengaja dilestarikan karena memiliki nilai
sejarah panjang. Konon menurut cerita seperti tertulis di website
kampunglawas.com, kampung ini dulunya merupakan bekas tempat tinggal para pejabat di masa Kerajaan Mataram saat sedang berjuang melawan penjajahan Belanda.Â
Selain itu kampung ini juga pernah menjadi dapur umum pada saat peristiwa 10 November 1945 yang terkenal itu. Ah, jadi teringat teriakan Bung Tomo sewaktu membangkitkan perlawanan arek-arek Suroboyo terhadap Inggris yang mengultimatum pejuang kemerdekaan untuk menyerahkan senjata.
Area Selfie (Dokumentasi Pribadi)
Kampung ini didesain seperti model kampung-kampung tematik yang ada di Malang. Tidak hanya bangunannya saja yang dilestarikan, tapi juga ada beberapa tempat yang dibuat khusus untuk berwisata, seperti tempat selfie, kebun cincau, area rumah lawas, 3D area, dan beberapa usaha kecil seperti pembuatan pastel, markisa, dan sebagainya.Â
Para wisatawan tinggal memilih wahana mana yang ingin dikunjungi, bisa sendiri atau didamping pemandu dari warga setempat. Tanpa pemandu, saya terus menyusuri lorong waktu yang tidak berujung ini.
Kebun Cincau (Dokumentasi Pribadi)
Sayangnya karena waktu masih pagi, suasana tampak sepi. Warga tampak bersiap untuk mencoblos di pilkada
Jatim. Sayapun bebas melenggang tanpa dikenai biaya masuk karena belum ada yang jaga.Â
Lihat Trip Selengkapnya