Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

K-Rewards, Antara Kualitas, Kuantitas, dan Popularitas

4 Juli 2018   21:16 Diperbarui: 4 Juli 2018   21:28 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tayangan Program K-Rewards (Sumber: Kompasiana.com)

Program K-Rewards merupakan tantangan menarik bagi penulis amatiran macam saya ini untuk lebih produktif lagi menulis. Pada periode pertama saya berada di posisi 18 dengan perolehan 488020 Rupiah atau 48802 views, namun di periode kedua jeblok dengan raihan 'hanya'3909 poin saja. Ini menjadi pelajaran berharga untuk bertarung pada K-Rewards berikutnya yang baru saja dimulai awal bulan ini.

Sayangnya agak sulit mengukur seberapa jauh kinerja tulisan kita karena parameter yang digunakan adalah perhitungan berdasarkan validasi dari google analytics yang hanya bisa diminta (itupun kalau dikasih lihat) ke admin. Kita tidak bisa memantau langsung berapa jumlah 'real view' yang telah divalidasi oleh mbah google karena kita hanya 'menumpang' nulis di sini, sementara yang punya platform memiliki privasi sendiri untuk tidak membocorkan angka sesungguhnya.

Oleh karena itu, berdasarkan pengalaman di dua periode awal, kita hanya bisa memperkirakan 'real view' yang diperoleh besarannya sekitar 8-15% dari pageview alias angka yang berada di sebelah lambang mata. Jadi kalau diset minimal harus mencapai 5000 views artikel baru, maka pageview total artikel per bulan harus mencapai di atas 50.000. Tentu bukan hal mudah untuk mencapai angka tersebut dalam kurun waktu sebulan, apalagi yang dihitung hanya tulisan baru saja. Lah wong sama tulisan lama aja ga ngangkat, apalagi cuma tulisan baru.

Menurut pengamatan saya, hanya ada tiga cara untuk memperoleh view yang begitu besar:

Pertama, artikel kita harus masuk headline untuk memperoleh ratusan view dalam waktu singkat. Untuk itu kualitas tulisan harus bagus dan sesuai selera pasar agar menarik minat admin menempatkan artikel tersebut di headline. Masuk pilihan saja belum tentu cukup, apalagi tidak dilirik sama sekali, tenggelam sudah itu tulisan. Persoalannya bukan hal mudah untuk mendapatkan tempat terhormat di headline karena harus bersaing dengan puluhan artikel lain yang sudah disaring melalui pilihan.

Untuk memperoleh tema yang bagus, tentu ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti keunikan judul, kebaruan isi, eye catching alias mampu memancing pembaca, sedikit lebay dan mendramatisasi suasana, membuat pembaca terharu dan menangis, pokoknya harus jadi drama queen. Kalau tulisannya biasa alias datar-datar saja, jangan harap dihampiri pembaca, dilirik aja enggak bakalan.

Kedua, meningkatkan jumlah atau kuantitas artikel dengan menulis sebanyak-banyaknya setiap hari. Kalau rata-rata setiap artikel dibaca 200 - 300 orang, maka real view-nya diperkirakan hanya sekitar 20-30 saja. Untuk mencapai angka 5000 tentu kita harus menulis sekitar 170 - 250 artikel per bulan alias 6-8 artikel per hari. Kebayangkan kita harus menyiapkan ratusan topik untuk ditulis setiap hari, apalagi harus menguras energi 'hanya' untuk mengejar nilai yang tak sebanding dengan pengorbanannya.

Menyitir kata Jack Ma, bahkan menulis tentang (maaf) kentut-pun bakal dirubung oleh penggemar setianya

Tentu bukan hal mudah juga untuk mencari topik yang pas demi mengejar jumlah setoran artikel per hari. Makanya wajar kalau beberapa waktu yang lalu ada yang protes ketika Kompasiana didominasi oleh puisi, karena memang itulah cara paling mudah untuk memenuhi target setoran tulisan daripada menulis artikel biasa yang membutuhkan waktu, pikiran, bahkan riset segala. Cara lain adalah dengan memperbanyak label atau tag dengan berbagai kata kunci populer yang kadang tak ada hubungannya dengan isi artikel.

Ketiga, popularitas penting untuk mendongkrak jumlah 'real view'. Kompasianers yang sudah populer apalagi jadi seleb K tentu tak terlalu masalah. Menyitir kata Jack Ma, bahkan menulis tentang (maaf) kentut-pun bakal dirubung oleh penggemar setianya. Ini tentu menjadi nilai lebih tersendiri untuk dapat meningkatkan 'real view' nya secara cepat tanpa harus berkeringat dingin mencari tema yang tepat ditulis per harinya.

Repotnya kalau masih mencari popularitas, kita harus rajin blog-walking alias jalan-jalan ke lapak Kompasianers lain dan meninggalkan jejak, dengan harapan yang dimampiri merasa ga enak untuk juga ikutan meninggalkan jejak di lapak kita. Namanya juga usaha, ya boleh-boleh saja sepanjang tidak melanggar norma dan etika dalam penulisan dan pertemanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun