Jaman dulu, mencetak gol merupakan pekerjaan mudah dalam olahraga sepakbola walau tak segampang bola basket. Komersialisasi sepakbola membuat persaingan makin ketat dan setiap tim bermain sangat hati-hati untuk tidak kebobolan dan berusaha mencetak gol terlebih dahulu untuk kemudian bertahan sambil sesekali mencuri peluang. Lambat laun kita kehilangan permainan cantik ala Samba Brasil atau Tango Argentina yang dipertontonkan Pele atau Maradona pada zamannya.
Putaran pertama fase grup menunjukkan fenomena tersebut benar adanya. Dari 16 pertandingan awal, skor tipis mendominasi hasil pertandingan dengan rincian enam pertandingan berakhir dengan skor 1-0 dan empat pertandingan diakhiri dengan skor 2-1. Skor paling mantap dan telak adalah Rusia yang menghajar Arab Saudi 5-0 dan Belgia menghantam Panama 3-0.Â
Kemenangan melalui bola mati juga dialami Serbia mengalahkan Kosta Rika melalui tendangan bebas Kolarov, dan Swedia menaklukkan Korea Selatan dengan penalti Granqvist. Sementara kegagalan penalti Messi membuyarkan kemenangan Argentina atas Islandia, serta Cueva gagal membuat Peru bermain imbang dengan Denmark. Jumlah penalti sendiri lumayan banyak, ada 9 kali dan 7 diantaranya sukses dieksekusi. Sementara gol melalui tendangan bebas terjadi empat kali dalam empat pertandingan.
Hal menarik lainnya adalah kegagalan sebagian besar unggulan untuk bermain pada performa terbaiknya kecuali tuan rumah Rusia. Perancis dan Inggris harus bersusah payah sebelum menang dengan skor sama 2-1 atas lawan-lawannya, bahkan Perancis tertolong VAR untuk mensahkan gol Pogba. Sementara Brasil dan Argentina hanya bisa berbagi angka sama 1-1 dengan lawannya. Nasib tragis justru menaungi juara bertahan Jerman yang kalah tipis dari Meksiko 0-1 sekaligus memperpanjang mitos juara bertahan tidak pernah menang di pertandingan pertama.
Kejutan besar terjadi di Grup H yang dinilai merupakan grup lemah. Kolombia dan Polandia yang diunggulkan justru kalah oleh Jepang dan Senegal, masing-masing dengan skor 1-2. Kolombia pantas kalah karena hanya bermain dengan 10 orang setelah Moreno dikartumerahkan wasit akibat menahan bola yang seharusnya jadi gol. Sementara Polandia justru malah jadi macan ompong, Lewandowski gagal menunjukkan tajinya seperti di babak penyisihan.
* * * *
Melihat hasil putaran pertama fase grup, sepertinya masih sulit untuk memprediksi siapa yang bakal meraih gelar juara dunia tahun ini. Rusia walau tampak perkasa namun belum teruji menghadapi tim-tim kuat. Sementara di sisi lain tim-tim kuat justru kehilangan kepercayaan diri dan sulit menang pada penampilan perdananya. Mungkin setelah putaran kedua fase grup baru terlihat siapa calon kuat juara sesungguhnya. Ingat, jangan nonton bola tanpa kacang garuda. Putaran kedua bakal lebih seru bila ditemani Kacang Garuda dan secangkir kopi manis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H