Menonton sepakbola terutama ajang Piala Dunia merupakan hiburan tersendiri untuk melepas kepenatan menghadapi berbagai permasalahan hidup baik pekerjaan, politik, persaingan bisnis, dan sebagainya. Sebelum siaran sepakbola populer di televisi, untuk menonton sepakbola kita harus datang langsung ke stadion bersama ribuan supporter lainnya. Kalau masih di negeri sendiri masih mending bisa dijangkau, lha kalau di luar negeri seperti di Rusia apa mungkin kita harus menonton langsung, kecuali punya duit dan ga ada kerjaan.
Jaman saya kecil dulu, siaran langsung merupakan barang langka dan mahal hak siarnya serta siaran TV masih merupakan monopoli TVRI. Waktu itu hanya pertandingan tertentu saja yang disiarkan langsung, sisanya berupa siaran tunda yang ditayangkan esok harinya. Pertandingan yang sudah pasti disiarkan langsung adalah semifinal dan final Piala Dunia. Baru saat Piala Dunia 1982, dari babak penyisihan sudah mulai disiarkan langsung seluruh pertandingannya. Sejak Piala Dunia 1990, siaran langsung diserahkan kepada televisi swasta yang mampu membeli hak siar hingga kini.
Para penggemar sepakbola zaman now juga semakin dimanjakan teknologi dengan kemudahan menonton siaran langsung Piala Dunia tanpa harus hadir di stadion. Jadi buat para penggemar tim favorit tak perlu jauh-jauh datang ke Rusia untuk menonton bola dan tim favoritnya, tapi cukup buka televisi atau live streaming di internet lewat lapie atau hape. Bahkan bila dua pertandingan berlangsung bersamaan pada fase akhir penyisihan grup, layar televisi dan hape juga bisa dibagi dua.
Lalu, mengapa nonton siaran langsung Piala Dunia lebih nikmat daripada siaran tunda?
- Menonton secara langsung lebih terasa tegangnya daripada siaran tunda karena belum tahu hasil akhirnya. Apalagi sepakbola merupakan olahraga yang paling pelit mencatat skor, banyak pertandingan hasilnya cuma 0-0 atau 1-0 membuktikan betapa sulitnya menjaringkan bola ke dalam gawang lawan. Melihat kiper berjibaku menahan bola, atau saat adu penalti merupakan bagian paling menegangkan karena peluang gagal dan berhasil sama besarnya. Beda dengan basket yang skornya bisa puluhan bahkan ratusan, nyaris tak ada ketegangan selain adu cepat memasukkan bola ke ring basket.
- Menonton sepakbola sebenarnya membosankan, apalagi kalau sudah unggul 1-0, tim pemenang biasanya sering mengulur waktu untuk menunggu wasit meniupkan peluit akhir tanda pertandingan usai. Kita masih betah nonton karena penasaran apakah tim lawan mampu menyamakan kedudukan atau malah makin banyak kebobolan. Jadi kalau disiarkan tunda apa enaknya melihat orang berebut bola ga jelas sementara kita sudah tahu hasil akhirnya.
- Kita bisa meluapkan emosi saat tim kesayangan melesakkan gol ke gawang lawan, berteriak sepuasnya, atau marah-marah kalau tim favorit kebobolan oleh lawan. Coba kalau siaran tunda, bisa dikira orang gila nantinya, lha wong hasilnya sudah ketahuan koq.
- Sambil menonton kita punya alasan buat ngemil dan ngopi untuk meredam ketegangan dan mengontrol emosi. Kacang Garuda sambil ngopi merupakan teman setia saya kala menonton siaran langsung sepakbola. Jadi jangan nonton bola tanpa kacang garuda, bisa garing nantinya. Kalau nonton siaran tunda, enaknya justru pas makan berat karena ga ada lagi ketegangan yang ditunggu.
- Kita bisa nonton bareng (nobar) bersama teman-teman atau nangkring di warung kopi sambil ngemil Kacang Garuda. Nonton bareng membuat suasana lebih meriah serasa di stadion aslinya. Kita bisa teriak sama-sama, adu fanatik antar tim yang didukung, bahkan berantem tanpa harus dilerai. Mana ada nobar siaran tunda, bisa-bisa ga laku warungnya.
* * * *
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H