Seperti point 1 di atas, sekilas memang benar. Namun faktanya berkata sebaliknya, kalau kebanyakan tidur atau diam justru membuat tubuh cepat lemas dan kepala pusing. Cobalah setelah sahur tidur sejenak, saat bangun kepala malah pusing. Beda bila setelah sholat subuh kita bergerak, justru tubuh terasa semakin segar. Lemas baru terasa saat berhenti sejenak setelah berjalan-jalan jauh.Â
5. Lebih boros dalam perjalanan
Jalan-jalan di bulan puasa seolah membuat pengeluaran jadi lebih besar terutama untuk membeli kenyamanan di siang hari. Biasanya kita berjalan kaki jadi naik taksi atau menyewa kendaraan. Malam harinya kita balas dendam makan dan minum dengan porsi dua kali lipat dari biasanya. Padahal justru di bulan puasa kita bisa lebih berhemat saat jalan-jalan, paling tidak mengurangi jatah makan pagi dan siang, asalkan kita tetap berlaku normal, tidak perlu sewa mobil dan sebagainya.
6. Menghindari perjalanan jauh
Banyak orang menghindari perjalanan jarak jauh apalagi jalan darat di siang hari dengan berpuasa. Biasanya mereka jalan malam hari atau terpaksa tidak berpuasa di siang hari terutama saat mudik. Padahal sebenarnya tidak terlalu masalah melakukan perjalanan jauh saat sedang berpuasa selama bisa mengatur ritme perjalanan. Jangan terlalu memforsir tubuh dan kendaraan dari pagi hingga sore hari tanpa berhenti, atau cari alasan untuk tidak berpuasa di siang hari.
* * * *
Jadi kesimpulan saya, bulan puasa tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas travelling. Saya sendiri tetap jalan-jalan karena memang sudah tugas kantor atau mudik lebaran.Â
Keep travelling everywhere when fasting
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H