Dalam agama, sahur adalah makan dan minum sebelum masuk waktu berpuasa. Kalau diibaratkan, makan sahur itu adalah mengisi bahan bakar penuh untuk persiapan perjalanan jarak jauh karena setelah itu tidak ada pompa bensin lagi di tengah perjalanan.Â
Jadi menu sahur haruslah makanan yang mampu untuk bertahan hidup dari azan Subuh hingga azan Maghrib.
Bagi saya dan keluarga, menu makanan sahur haruslah panas dan manis. Mengapa? Karena saat bangun suasana pagi terasa dingin dan butuh penghangat tubuh agar perut dapat menyerap makanan dengan baik. Kalau makanan sudah dingin atau suhu biasa perut jadi terasa kurang nyaman.Â
Sementara minuman harus manis karena gula diperlukan sebagai batu baterai yang menyimpan energi lama hingga sore hari.
Ketiga, mudah untuk memasaknya dan cepat tapi tidak berarti harus cepat saji. Biasanya saya dan keluarga menyajikan menu bubur ayam, pasta, atau nasi goreng yang hangat di pagi hari. Ketiganya panas tapi tidak terlalu banyak air seperti soto atau sop. Porsinya tidak terlalu besar tapi cukup mengenyangkan perut.
Saya tidak terlalu yakin dengan teori bahwa minum teh manis di pagi hari akan menimbulkan dehidrasi. Saya sudah membuktikan mampu naik bukit dengan hanya meminum teh manis saja di sini.
Bagi saya, apapun makanannya selama tidak berlebihan tidaklah berbahaya meski itu berupa gula atau karbohidrat sekalipun, yang terpenting jangan menyisakan di tubuh terlalu banyak sehingga menyebabkan obesitas dan diabetes.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H