Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kekalahan BN di Pemilu Malaysia, Kejutan yang Tak Mengejutkan

10 Mei 2018   15:20 Diperbarui: 10 Mei 2018   16:05 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penghitungan suara Pilihan Raya Umum ke-14 (PRU-14) di Malaysia baru saja selesai dengan keunggulan koalisi Pakatan Harapan (PH) yang meraih 113 kursi parlemen, disusul oleh Barisan Nasional (BN) dengan 79 kursi dan PAS memeroleh 18 kursi. Sisanya dibagi antara Partai Warisan Sabah 8 kursi, Partai Solidariti Tanah Airku 1 kursi, dan Bebas (calon independen) 3 kursi (berita disini). Dengan hasil ini, koalisi Pakatan Harapan berhak untuk membentuk pemerintahan baru dengan calon Perdana Menteri Datuk Mahathir Mohammad, mantan PM yang pernah berkuasa sejak tahun 1981-2003. 

Sekilas hasil pilihan raya ini sangat mengejutkan mengingat selama hampir 60 tahun terakhir BN begitu berkuasa di negeri tetangga.

Bahkan Azmin Ali seorang politisi PH menyebutnya sebagai 100 persen tsunami Malaysia (berita disini). Namun bila ditilik lebih jauh, sebenarnya tidaklah terlalu mengejutkan mengingat PH didukung oleh mantan PM Mahathir Mohammad yang masih memiliki kharisma kuat di Malaysia.

Bahkan beliau sendiri pernah berkuasa di BN pada saat masih memerintah dulu sehingga boleh dibilang ini adalah pertarungan BN melawan mantan BN.

Kharisma beliau mampu menarik para pengundi (pemilih) untuk beralih pilihan dari BN ke PH yang menjanjikan berbagai perubahan karena selama dipimpin oleh Najib, harga-harga tidak stabil dan cenderung naik, serta kasus 1MDB yang belum jelas penyelesaiannya membuat rakyat Malaysia berpaling.

Rakyat Malaysia sendiri sebenarnya menginginkan perubahan, namun tak memiliki tokoh kuat untuk mendobrak dominasi BN selama ini. Mereka hanya bisa berharap kehadiran Mahathir yang sudah uzur itu masih mampu membawa perubahan.

Justru yang mengejutkan adalah berkoalisinya Mahathir dengan Partai Keadilan Rakyat (PKR) besutan Wan Azizah Wan Ismail yang notabene adalah istri dari Anwar Ibrahim, sosok yang dulu pernah dipenjarakan di masa pemerintahan Mahathir.

Jadi benarlah adagium bagi para pemain politik: "tak ada kawan atau lawan yang abadi, yang ada hanyalah kepentingan abadi." Sepertinya PKR yang merupakan pimpinan koalisi PH tidak memiliki tokoh yang dapat memberikan perlawanan sengit sehingga terpaksa harus mengundang Mahathir sebagai sosok yang mampu mengimbangi BN sebagai bekas penyokong Mahathir di masa pemerintahannya dulu.

Kemenangan Mahathir sebenarnya cukup mengkhawatirkan mengingat tiadanya generasi muda yang memiliki kharisma sekuat beliau. Apalagi dengan usia yang sudah sangat tua rentan sewaktu-waktu dipanggil Yang Maha Kuasa.

Lalu apakah mungkin penggantinya, calon timbalan PM Wan Azizah Wan Ismail mampu memimpin Malaysia ke depan, apalagi selama ini Malaysia belum pernah dipimpin oleh seorang wanita. Itulah pertanyaan yang harus dijawab oleh rakyat Malaysia.

Dikaitkan dengan Indonesia, angin perubahan ini tentu akan mendorong oposisi untuk lebih bersemangat lagi menebar tagar #2019gantipresiden. Namun pertanyaannya juga sama, siapakah yang tepat menjadi calon presiden penantang petahana? Jangan sampai krisis kepemimpinan di negeri jiran tertular di sini. Seandainya Pak Harto masih hidup, mungkin beliau juga terpaksa harus mencalonkan diri lagi melalui partai yang didirikan putranya. Kita juga sedang menanti kejutan, apakah benar adagium politik tadi benar-benar terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun