Zaman dulu, berfoto merupakan kegiatan yang sulit dan mahal. Sulit karena harus benar-benar fokus agar tidak goyang, mahal karena harga kamera serta filmnya. Saking mahal harga filmnya, kita hanya benar-benar mengambil foto serius karena sayang kalau gambarnya acak-acakan. Belum biaya cetaknya juga lumayan. Kadang kita harus kehilangan momen gara-gara sayang membuang film yang isi satu roll hanya 24 atau 36 slide saja.
Teknologi membuat segalanya menjadi mudah termasuk mengambil foto. Apalagi kapasitas penyimpanan semakin besar, dan mudah pula menghapusnya bila gambarnya tidak fokus tanpa perlu dicetak terlebih dahulu. Kita bisa memilih mana foto yang hendak disimpan mana pula yang hendak dibuang. Bikin pas foto pun semakin mudah karena sudah ada teknologi kamera depan di hape sehingga kita bisa selfie tanpa harus dibantu orang lain.
Kemudahan mengambil foto membuat setiap orang bisa menjadi fotografer dadakan. Di sinilah persoalan muncul ketika semua orang ingin mengambil momen pada saat yang bersamaan. Cobalah tengok acara wisuda atau perkawinan, atau seminar dan rapat-rapat penting yang dihadiri oleh pejabat tinggi. Ketika prosesi upacara berlangsung semua orang berebut mengambil gambar bahkan sampai menghalangi tukang foto profesional yang memang dibayar untuk mengabadikan momen tersebut.
Oleh karena itu perlu pendidikan etika khususnya dalam hal fotografi agar tidak mengganggu pihak lain dan mencelakakan diri sendiri. Panitia acara harus menegaskan bahwa pada saat acara berlangsung hanya fotografer yang terakreditasi atau terdaftar saja yang berhak mengambil foto. Bagi yang memerlukan bisa memesan foto lewat fotografer tersebut, tidak boleh mengambil foto sendiri tanpa seizin panitia. Demikian pula dengan pengelola obyek wisata sebaiknya memberi peringatan di gerbang masuk agar tidak mengganggu pemandangan objek yang populer untuk selfie.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H