Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyambangi Tomok, Ikon Danau Toba yang Memesona

15 April 2018   10:24 Diperbarui: 15 April 2018   10:35 1853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah melalui perjalanan panjang selama sekitar 4 jam lebih sambil menjajal jalan tol Medan -Tebingtinggi, rombongan kami tiba di Parapat yang berada di tepi Danau Toba. Presiden Jokowi sendiri telah mencanangkan Danau Toba menjadi ikon wisata nasional Indonesia bersama Borobudur dan Lombok untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata berskala internasional.

Kapal Wisata Pengantar ke Samosir (Dokpri)
Kapal Wisata Pengantar ke Samosir (Dokpri)
Dari Parapat bis berhenti dan menurunkan kami di dermaga speed boat untuk menyeberang ke Pulau Samosir yang terletak di tengah Danau Toba, tepatnya ke Tomok, sebuah desa wisata yang menjadi ikon unggulan Danau Toba. Kami menggunakan kapal penumpang agak besar untuk mengangkut rombongan dengan waktu tempuh sekitar setengah jam. Dari atas kapal tampak pemandangan Danau Toba yang indah dan bersih dari kabut. Sampai di dermaga Tomok, kami langsung disuguhkan pemandangan desa dengan nuansa tradisional mulai dari gerbang pelabuhan hingga masuk ke desa.

Kapal-kapal Melintasi Danau Toba (Dokpri)
Kapal-kapal Melintasi Danau Toba (Dokpri)
Di sepanjang jalan dari pelabuhan hingga ke gerbang desa dipenuhi oleh toko-toko suvenir yang menjajakan oleh-oleh khas Batak seperti ulos, miniatur rumah tinggal Batak, kain batik dan baju-baju motif khas Toba, gantungan kunci, dan sebagainya. Pada pedagang berebut menjajakan souvenir pada rombongan kami, dengan iming-iming diskon dan didoakan semoga rezekinya bertambah. Asal bisa menawar, harganya cukup terjangkau, seperti ulos dari harga 400 Ribu bisa saya tawar jadi 250 Ribu saja.

Pelabuhan Penyeberangan Tomok (Dokpri)
Pelabuhan Penyeberangan Tomok (Dokpri)
Kami tiba di perkampungan adat Rumah Batak Toba dan disuguhi atraksi tarian dengan memainkan boneka Sigale-gale yang terdapat di depan rumah adat. Setelah upacara penyambutan dan pengarahan Wakil Bupati Toba Samosir, kami dipersilakan untuk melihat-lihat perkampungan dan beberapa obyek wisata lainnya seperti perkampungan rumah adat Batak Toba, makam raja Sidabutar, dan musium Toba di bagian belakang desa.

aa

Meja dan Kursi Terbuat dari Batu (Dokpri)
Meja dan Kursi Terbuat dari Batu (Dokpri)
Bentuk rumah adat Batak Toba agak mirip dengan rumah-rumah yang ada di Toraja. Konon menurut sejarah, mereka berasal dari satu nenek moyang yang terpisah di Laut Cina Selatan, satu menuju Sumatera, satu lagi terdampar di Sulawesi. Namun rumah adat di sini ukurannya lebih kecil dari rumah adat yang ada di Toraja. Uniknya di dalam rumah tidak ada sekat atau kamar sehingga terasa lapang dan dapat digunakan untuk berkumpul seluruh anggota keluarga. Di tengah halaman rumah terdapat sebuah meja dengan empat kursi terbuat dari batu yang masih terpajang rapi dan bisa dipakai untuk bermain kartu atau bersantai.

Pintu Masuk Makam Raja Sidabutar (Dokpri)
Pintu Masuk Makam Raja Sidabutar (Dokpri)
Di belakang perkampungan terdapat makam raja Sidabutar yang merupakan makam tua yang masih terawat dengan baik di Toba. Ketika masuk ke dalam makam kita harus menggunakan ulos untuk menghormati para raja yang dimakamkan di tempat tersebut. Berjalan sedikit lagi ke belakang terdapat sebuah rumah adat yang difungsikan sebagai musium keluarga. Kita bisa masuk ke dalam dan berfoto dengan pakaian adat Batak, serta melihat-lihat koleksi patung-patung dan perangkat dapur zaman purba, serta perlengkapan rumah lainnya. Ongkos masuknya hanya 5000 Rupiah, sementara untuk berfoto kita bisa menyewa pakaian adat sekitar 30 - 50 Ribu Rupiah berikut fotonya.

Musium Batak Toba (Dokpri)
Musium Batak Toba (Dokpri)
Sebagai destinasi wisata unggulan, pemerintah membangun infrastruktur pendukung seperti musholla yang baru saja ikut diresmikan Presiden Jokowi, toilet, dan jalan masuk serta penanda atau papan petunjuk. Beberapa titik tampak sedang dibenahi dan diperindah dengan tulisan maupun hiasan yang menandakan sebuah desa wisata yang menjadi ikon Danau Toba. Tampak pemerintah begitu serius untuk mendandani desa wisata tersebut dalam rangka go internasional.

Toko-Toko Suvenir Berbaris di Sepanjang Jalan (Dokpri)
Toko-Toko Suvenir Berbaris di Sepanjang Jalan (Dokpri)
Sayangnya, akomodasi dan transportasi umum masih belum tersentuh pembenahan oleh pemerintah. Masih banyak hotel-hotel tua dibiarkan begitu saja, tidak direnovasi atau dimaksimalkan fungsinya. Justru penampilan hotel dan penginapan tampak kusam dan kumuh, belum tertata rapi sehingga orang malas untuk menginap di Parapat, lebih baik pulang pergi saja. Transportasi umum juga masih sulit diperoleh, hanya ada bentor sewaan dan kapal speed tradisional yang juga tampak kusam dan tua sehingga wajar kalau khawatir terjadi kecelakaan di tengah perjalanan melintasi danau. Demikian pula dengan perilaku masyarakat yang masih tampak rebutan pelanggan di toko suvenir atau belum adanya harga pasti tertempel di pelabuhan sehingga masih terjadi tawar menawar harga kapal.

Hotel Tua Tampak Kurang Terawat (Dokpri)
Hotel Tua Tampak Kurang Terawat (Dokpri)
Untuk menjadi destinasi wisata internasional, perlu dilakukan pembenahan besar-besaran di sektor akomodasi dan transportasi umum agar wisatawan nyaman berkunjung ke sana. Alangkah sayangnya potensi wisata mendunia ini masih belum terurus dengan baik, walau sudah ada badan otorita tersendiri yang mengelola Danau Toba. Koordinasi menjadi kata kunci suksesnya penataan kawasan Danau Toba menjadi destinasi wisata yang go internasional.

Mushola dan Toilet yang Dibangun Pemerintah (Dokpri)
Mushola dan Toilet yang Dibangun Pemerintah (Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun