Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengatasi Anak Buah Baperan

9 April 2018   14:10 Diperbarui: 10 April 2018   03:25 1882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Punya anak buah atau staf seharusnya membantu meringankan tugas pimpinan dalam menyelesaikan suatu persoalan di dunia kerja. Staf berfungsi sebagai perangkat operasional yang menjalankan perintah pimpinan untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan keahliannya dan melaporkan hasilnya pada pimpinan.

Staf harus taat pada perintah pimpinan selama masih dalam koridor aturan yang berlaku atau ada diskresi khusus yang memungkinkan menjalankan perintah di luar aturan baku.

Tapi namanya juga manusia, stafpun bermacam-macam tingkah polahnya. Ada yang memang manut di depan, tapi ngeluh di belakang, ada yang tukang bantah, ada pula yang EGP. Berdasarkan pengalaman saya, ada dua macam jenis staf yang masing-masing punya karakter tersendiri. 

Pertama, staf zaman old alias orang tua atau tipikalnya seperti orang jaman dulu. Cirinya manutan, tidak banyak protes, berusaha untuk menyenangkan pimpinan walau kadang beresiko, sering mengeluh di belakang. Orang seperti ini kelihatannya menyenangkan, tapi kadang-kadang justru menyebalkan karena pekerjaan sering tidak selesai tepat waktu, padahal sudah menyatakan sanggup di depan.

Kedua, staf zaman now alias anak muda sekarang. Ciri khasnya adalah pemberontak, banyak tanya, banyak pula protes, kadang baperan dan bahkan sampai mogok di tengah jalan, serta kurang sopan santunnya. Walaupun akhirnya manut juga setelah diberi peringatan dan pekerjaan selesai tepat waktu, namun tetap saja menyebalkan karena sikapnya yang cenderung EGP.

Di antara dua itu, ada yang ketiga, staf yang baperan, masih kekanak-kanakan, pengen menonjol sendiri. Biasanya orang seperti itu berasal dari perguruan tinggi ternama, merasa pintar, atau anak dari bos atau bekas bos yang punya pengaruh di kantor. Gayanya kadang-kadang melebihi dari bos yang beneran. Baru staf tapi sudah main perintah sana sini, bahkan kadang kelepasan ikut merintah si bos.

Lalu, bagaimana cara mengatasi anah buah seperti ini? Cara paling mudah jelas, pecat saja atau pindahkan ke unit lain. Tapi belum tentu menyelesaikan masalah, malah berpotensi menimbulkan masalah baru di tempat baru. Sebagai bos, tentu kita harus bina dulu sampai titik tertentu, baru kalau tidak berubah juga memang benar-benar harus dibinasakan.

1. Cukup Sekali Beri Perintah atau Tugas

Anak buah model begini cukup diberi perintah sekali saja, tidak perlu dijelaskan panjang lebar, dan tidak perlu diulangi atau diingatkan. Cukup diberi batas waktu saja, lalu perhatikan apakah sesuai dengan batas waktu atau tidak. Kita harus siap backup ke staf lain apabila yang bersangkutan ternyata telat menyelesaikan tugas.

Kalau tidak selesai tepat waktu, diamkan saja seolah tidak ada apa-apa. Biarkan dia sadar sendiri akan kesalahannya dengan meminta pekerjaan ke backup staf yang kita tugasi juga.

2. Berikan Tugas yang Memiliki Waktu Panjang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun