Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kantor Tempatnya Masalah, Bukan di Rumah

19 Maret 2018   13:15 Diperbarui: 19 Maret 2018   13:24 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: shutterstock.com

Sudah sering kita dengar, suami isteri yang bekerja dua-duanya rentan terhadap perceraian. Kesibukan masing-masing membuat quality time bersama keluarga menjadi berkurang, apalagi bila sudah memiliki anak. Hal ini memicu timbulnya masalah di rumah yang berujung pada perpisahan keduanya. Dampak lain dari timbulnya permasalahan di rumah seringkali terbawa ke kantor sehingga yang bersangkutan tidak fokus pada pekerjaannya dan sering marah-marah pada bawahannya.

Ada pemahaman yang mungkin 'keliru' selama ini bahwa kantor hanyalah tempat untuk mencari uang, dan dengan uang tersebut kita bisa membahagiakan keluarga di rumah. Betul bahwa kita ke kantor untuk bekerja dan menerima gaji, namun hal lain yang perlu disadari adalah bahwa kita digaji untuk menyelesaikan segala persoalan di kantor. Kantor adalah tempatnya MASALAH, dan itu yang harus diselesaikan oleh orang yang digaji dari kantor tersebut. Semakin besar gaji kita, semakin besar pula masalah yang harus diselesaikan.

Kita digaji kantor untuk bekerja baik sendiri maupun bersama dalam tim dalam rangka mencari penyelesaian masalah atau problem solving. Misalnya penjualan menurun, maka kita digaji untuk memikirkan bagaimana caranya agar penjualan kembali meningkat dengan berbagai inovasi yang kita sodorkan pada pimpinan perusahaan. Kalau penjualan tetap stagnan bahkan menurun, alangkah wajar kalau kita dipecat dan digantikan orang lain yang lebih kompeten untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Di sisi lain, rumah adalah tempat menumpahkan kebahagiaan, tidak hanya sekedar materi saja namun juga dengan hati yang tulus. Seharusnya kita bisa beristirahat dengan tenang di rumah, bermain dengan anak-anak yang lucu sekaligus menghilangkan kepenatan dan stress akibat tekanan kerja di kantor. Bukan sebaliknya, pulang ke rumah dengan membawa beban kantor sehingga malah menimbulkan masalah baru di rumah. Masalah di kantor yang dibawa pulang akan berdampak pada seringnya kita marah-marah tidak jelas di rumah, demikian pula sebaliknya.

Saya sendiri berprinsip, urusan kantor diselesaikan di kantor, bila perlu lembur pulang malam. Sampai di rumah lupakan semua urusan kantor, dan selesaikan urusan di rumah. Jangan dicampuradukkan antara urusan kantor dengan urusan rumah, bisa runyam akibatnya. Weekend atau libur panjang sebaiknya dimanfaatkan betul untuk menikmati kebahagiaan bersama keluarga, kecuali memang ada tugas-tugas mendesak yang harus diselesaikan dalam minggu yang sama. Apalagi bagi suami isteri yang dua-duanya bekerja, akhir pekan adalah waktu yang paling tepat untuk menikmati kebahagiaan bersama setelah sibuk urusan kantor pada weekday.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun