Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Danau Sipin, Potensi Wisata Tersembunyi di Kota Jambi

11 Maret 2018   20:15 Diperbarui: 12 Maret 2018   13:59 2487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Toilet dan Pedestrian (Dokpri)

Jambi bukanlah destinasi wisata utama bagi para pelancong domestik maupun mancanegara. Di sini orang lebih banyak berkunjung karena urusan bisnis atau keluarga mengingat banyak perkebunan dan pertambangan terhampar di bumi Jambi. Kalaupun ada beberapa obyek wisata, itu hanyalah pelengkap di tengah kepenatan urusan bisnis atau tempat bermainnya para keluarga yang tinggal di Jambi.

Ketinting Menyeberangi Danau (Dokpri)
Ketinting Menyeberangi Danau (Dokpri)
Saya sendiri mengetahui Danau Sipin dari mbah Google Maps karena penasaran melihat sepotong warna biru di tengah kota. Bahkan supir yang mengantar sayapun ternyata belum pernah main kesitu dan hanya sekilas mendengan namanya. Diapun terpaksa mengeluarkan peta dari hapenya sambil bertanya-tanya kepada sesama pengemudi posisi tepatnya danau tersebut. Memang bila dilihat lokasinya yang terletak di belakang Kantor Gubernur Jambi itu memang benar-benar tersembunyi alias bukan merupakan jalan utama kota.

Keramba Ikan Memenuhi Danau (Dokpri)
Keramba Ikan Memenuhi Danau (Dokpri)
Melihat bentuknya, danau ini tampak seperti bekas aliran sungai Batanghari yang disudet sehingga membentuk danau. Karena itulah danau ini mengandung banyak ikan yang dimanfaatkan oleh penduduk setempat dengan membuat karamba di beberapa titik potensial berkumpulnya ikan. Selain itu endapan lumpur membentuk pulau juga tumbuh di beberapa sisi danau. Hal ini tentu mengganggu para wisatawan yang ingin menikmati pemandangan danau yang bersih dari keramba atau endapan lumpur. Sampah seperti biasa juga menjadi problem utama di setiap obyek wisata termasuk di danau ini, walaupun masih terkendali.

Ketinting Menembus Keramba (Dokpri)
Ketinting Menembus Keramba (Dokpri)
Kita bisa menyeberangi danau menggunakan ketinting yang terdapat di sisi selatan maupun utara. Namun banyaknya keramba membuat ketinting harus lihai berkelit untuk melintasi danau hingga selamat tiba di tempat tujuan. Keberadaan ketinting ini sangat membantu penduduk kampung di bagian utara yang hendak beraktivitas ke kota karena tidak ada angkutan umum yang lewat di jalur tersebut sehingga harus menyeberangi danau untuk mempersingkat jarak dan waktu.

Toilet dan Pedestrian (Dokpri)
Toilet dan Pedestrian (Dokpri)
Pemerintah sendiri tampak baru saja membangun pedestrian dan parkiran di sisi selatan danau serta toilet sebagai fasilitas umum untuk mendukung pengembangan danau tersebut. Diharapkan dengan adanya fasiltas tersebut dapat meningkatkan kunjungan wisatawan yang ingin menikmati pemandangan danau di tengah kota tersebut. Mungkin karena masih dalam tahap pembangunan, tidak ada petunjuk atau pengenal nama danau seperti lazimnya di obyek wisata lain.

Sampah di Sisi Danau Mengganggu Pemandangan (Dokpri)
Sampah di Sisi Danau Mengganggu Pemandangan (Dokpri)
Bagi para pelancong yang sedang ada urusan bisnis atau keluarga di Jambi, sempatkanlah waktu di sore hari untuk sekedar melepas penat setelah rapat seharian. Boleh sekedar untuk melihat-lihat pemandangan atau sensasi menjajal ketinting melintasi danau di tengah kepungan keramba. Danau ini dapat menjadi alternatif wisata selain jembatan Gentala Arasy atau Kompleks Candi Muaro Jambi yang merupakan obyek wisata mainstream di sekitar Kota Jambi.

Area Parkir dan Jalan Masuk (Dokpri)
Area Parkir dan Jalan Masuk (Dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun