Sekarang ini segala sesuatu tidak lagi bersifat statis namun bisa juga menjadi dinamis. Misalnya komputer PC yang berkembang menjadi laptop, AC Split atau jendela menjadi AC Portable yang bisa dipindahkan.
Sekarang rumahpun ada yang portable, dan inilah yang saya temukan di Tomohon, sebuah kota dekat dengan Manado, nun jauh dari pusat peradaban di Jawa. Sebuah ironi karena saya belum menemukan perkampungan serupa di tanah Jawa.
Rumah ini terbuat dari kayu dan berbentuk semi panggung dengan berbagai macam tipe tergantung pesanan. Kayunya terdiri dari kayu besi untuk rangka dan kusen, dan kayu nyatoh untuk dindingnya. Atapnya bisa berupa seng atau genteng biasa, tergantung kebutuhan.
Tukangnya pun ikut dibawa ke negeri pemesan untuk memasang kembali rumah yang telah dibongkar untuk dibawa melalui kontainer ke dalam kapal. Untuk ukuran kecil cukup dibawa dengan truk sedang, tapi bila ukuran besar harus dibawa dengan truk kontainer.
Mereka tinggal susun di situ untuk memastikan bentuk rumah sesuai dengan konsep desainnya, dan menguji kekuatannya sebelum dikirim ke pemesan.
Hampir setiap hari hujan, termasuk saat saya berkunjung kebetulan pas hujan lebat, lalu tiba-tiba kembali terang, dan pas pulang hujan turun lagi.Â
Zaman dahulu orang Belanda lebih suka tinggal di Tomohon ketimbang di Manado karena suhunya mirip dengan negeri asalnya. Lagipula jarak Manado - Tomohon tidak terlalu jauh, hanya sekitar 30 kilometer saja walau harus menembus jalan berliku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H