Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bangsa Pembangun sekaligus Perusak

19 Februari 2018   23:25 Diperbarui: 20 Februari 2018   14:40 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Kejadian perusakan beberapa fasilitas stadion GBK sebenarnya merupakan puncak gunung es dari kebiasaan buruk bangsa kita yang tangannya selalu usil untuk menghancurkan sesuatu. Sepanjang pengalaman saya jalan-jalan keliling Indonesia, ada dua hal yang memang jadi kegemaran bangsa kita, yaitu membangun semegah-megahnya, kemudian merusaknya baik secara alamiah maupun oleh tangan jahil manusia.

Sering saya melihat perkantoran bupati atau gubernur yang tampak megah, namun beberapa tahun kemudian terlihat keropos, kumuh, dan tidak terawat. Kemudian tiap-tiap daerah yang berdekatan berlomba-lomba membangun stadion besar, seperti Bekasi, Bogor, Kota dan Kabupaten Bandung masing-masing punya stadion dengan jumlah kursi lebih dari 60.000 orang. Demikian juga di luar Jawa seperti di Pekanbaru, bangunan eks PON mulai keropos dan tidak terawat seiring dengan melorotnya prestasi PSPS.

Rasanya mudah sekali membangun gedung megah selama ada anggaran, dan sangat mudah sekali merusaknya. Kelemahan dari sistem anggaran kita adalah kurangnya biaya perawatan, entah bangunan, jalan, dan infrastruktur lainnya. Saat menyusun perencanaan kita sering sekali luput untuk memperhitungkan biaya perawatan pasca pembangunan gedung atau infrastruktur lainnya. Manajemen aset kita tampak parah dengan kecilnya anggaran untuk pemeliharaan.

Sudah biaya pemeliharaan kecil, banyak juga orang iseng merusak sehingga membuat biaya perbaikannya makin besar. Lha kerusakan secara alami saja tidak mampu ditangani, bagaimana dengan kerusakan yang dibuat oleh tangan manusia. 

Oleh karena itu, sebaiknya pembangunan gedung-gedung baru perlu ditunda. Lebih baik memanfaatkan bangunan yang ada dengan memperbesar anggaran pemeliharaan. Kalau masih terlampau besar bisa dikerjasamakan dengan pihak ketiga untuk dimanfaatkan kepentingan lain yang memberikan pemasukan buat menambah biaya pemeliharaan.

Seharusnya kita sudah mulai berubah dari bangsa yang hanya bisa membangun dan merusaknya menjadi bangsa yang mampu memelihara bangunan yang sudah ada. Stop membangun yang tidak perlu apalagi tidak disertai rencana biaya pemeliharaan yang sepadan. Semoga kejadian di GBK tidak terulang kembali di arena Asian Games karena akan sangat memalukan bangsa kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun