Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mahalnya Transportasi Umum ke Derawan

4 Februari 2018   22:13 Diperbarui: 4 Februari 2018   22:36 5334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bus Damri Tanjung Selor - Berau (Dokpri)

Seperti telah saya tulis sebelumnya disini, Derawan saat ini menjadi salah satu tujuan wisata populer di Indonesia. Ekosistem dasar lautnya sungguh menawan, dan pulau-pulau di sekitarnya menyimpan eksostisme luar biasa yang layak diangkat menjadi obyek wisata nasional. Berbeda dengan Raja Ampat yang berada cukup jauh dari daratan Papua, Derawan letaknya tak jauh dari daratan Kalimantan, hanya setengah jam saja dari Tanjung Batu yang merupakan pelabuhan transit menuju kota-kota lain di daratan Kalimantan.

Walau letaknya tak jauh dari daratan Kalimantan, bukan berarti mudah dan murah untuk mencapai pulau Derawan. Saya mengalami sendiri mulai saat berangkat dari Tanjung Selor menuju Tanjung Batu hingga kembali ke Tanjung Redeb, Berau. Berdasarkan hasil browsing di internet, tarif termurah dari Tanjung Redeb (Berau) ke Tanjung Batu adalah 50.000 hingga 70.000 Rupiah, namun dengan catatan menunggu penuh. Kenyataan di lapangan ternyata sungguh sulit untuk mencapai kuota minimal 4-5 orang baru berangkat.

Simpang Maluang Pertigaan Menuju Derawan (Dokpri)
Simpang Maluang Pertigaan Menuju Derawan (Dokpri)
Saya termasuk sedikit beruntung karena dari Tanjung Selor menggunakan bis Damri dengan tarif 50 Ribu Rupiah. Saat bertanya pada supir dimana tempat turun ke Tanjung Batu, tiba-tiba ada seorang pemuda mengajak bareng ke sana. Dia mengaku asli Tanjung Batu dan membutuhkan teman berbagi ongkos karena kalau sendiri hitungannya harus sewa mobil. Dengan bertiga, maka hitungan sewanya bisa lebih murah jadi 100 Ribu Rupiah per orang. Kita bertiga kemudian turun di simpang Maluang dan disana sudah ditunggu mobil travel yang sudah dihubungi pemuda ini sebelumnya.

Setiba di Tanjung Batu, lagi-lagi tidak ada feri atau kapal bertarif reguler yang ongkosnya 70 Ribu Rupiah. Waktu sudah sore, jadi tak mungkin lagi menunggu penumpang lain untuk patungan speed boat. Alhasil dari tawaran pertama 300 Ribu Rupiah akhirnya turun menjadi 250 Ribu, lumayan sisanya bisa buat makan malam.

Speed Boat Maksimal 4 orang (dokpri)
Speed Boat Maksimal 4 orang (dokpri)
Untuk lalu lintas antar pulau, kita harus menyewa speed boat lagi. Tarifnya 1,2 Juta Rupiah untuk mengelilingi tiga pulau: Maratua, Kakaban, dan Sangalaki. Saya menawar dengan mengurangi Sangalaki tapi minta diantar langsung ke Tanjung Batu. Awalnya diminta1,4 Juta Rupiah karena hanya dikurang 100 Ribu saja tanpa Sangalaki ditambah sewa dari Derawan ke Tanjung Batu 300 Ribu. Lalu saya tawar 1,2 Juta, dan akhirnya sepakat di angkat 1,25 Juta Rupiah.

Setelah puas keliling dua pulau kami langsung menuju Tanjung Batu untuk melanjutkan perjalanan darat menuju Tanjung Redeb, Berau. Kali ini karena tidak ada lagi penumpang untuk cost sharing, terpaksa kami sewa mobil sebesar 400 Ribu Rupiah. Jadi total biaya perjalanan dari Tanjung Selor (kaltara) ke Tanjung Batu lalu Derawan, island hopping, kembali lagi ke Tanjung Batu hingga ke Tanjung Redeb (Berau) sebesar 2,2 Juta Rupiah berdua atau 1,1 Juta Rupiah per orang, diluar tiket dari Jakarta - Balikpapan -Berau. Tiket pesawat sendiri paling murah sekitar 2 Jutaan pulang pergi dari Jakarta ke Berau.

Mobil carteran menanti penumpang di Tanjung Batu (Dokpri)
Mobil carteran menanti penumpang di Tanjung Batu (Dokpri)
Karena lebih banyak hitungan sewa mobil maupun speed boat, memang lebih baik pergi secara bersama-sama atau ikut nebeng rombongan agar cost sharing-nya lebih murah. Tidak hanya ke Derawan atau Raja Ampat saja, bepergian ke pulau-pulau terpencil memang mahal dan harus rombongan minimal empat orang untuk menghemat biaya transportasi darat dan laut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun