Sail Komodo baru saja usai dilaksanakan dengan meriah dan dihadiri oleh Presiden SBY beserta segenap jajarannya. Harapannya tentu dengan adanya Sail Komodo, gairah pariwisata di wilayah Indonesia Timur khususnya NTT kembali meningkat. Namun sebelum berharap terlalu besar, cobalah tengok hasil dari Sail Morotai 2012 lalu, apa yang terjadi setelah itu?
Penulis berkesempatan mengunjungi Pulau Morotai bulan Desember 2012 lalu, setelah acara Sail Morotai dilangsungkan pada bulan September, sama dengan Sail Komodo hanya beda tahun saja. Bangunan-bangunan eks Sail Morotai masih tampak megah berdiri, namun bagai patung tiada arti. Padahal hari itu hari Sabtu yang merupakan hari libur kerja di wilayah Maluku Utara dan sekitarnya. Namun pemandangan yang terjadi adalah sepi, tiada kegiatan
wisata yang berarti, hanya tampak rombongan turis asal Jepang yang menaiki bis sekolah sedang mengenang penyerbuan pasukan sekutu di bawah pimpinan Jenderal MacArthur melawan Jepang di Morotai lebih dari 68 tahun lalu. Masyarakat beraktivitas seperti biasa dan tidak terlihat peningkatan ekonomi yang signifikan.
Sebuah cottage yang ditempati Presiden SBY ketika meresmikan Sail Morotai tampak sepi, tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana, bahkan dipalang oleh sebilah bambu tanda bahwa tempat tersebut tutup. Sementara bangunan seperti pelabuhan, rumah pintar, dan beberapa perkantoran belum digunakan oleh pemerintah setempat, karena belum kunjung usai juga serah terima bangunan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah pusat menginginkan segera dilakukan serah terima, namun pemerintah daerah ragu-ragu untuk menerimanya karena biaya perawatannya cukup tinggi dan tidak sanggup dibiayai dari APBD setempat. Kurang koordinasi seperti ini yang menjadi masalah dimanapun di Indonesia, sehingga banyak bangunan pemerintah terlantar karena tidak ada yang mau bertanggung jawab untuk mengurusnya.
Sail Morotai akhirnya hanya menjadi situs bersejarah yang akan dikenang sebagai salah satu mega proyek pemerintahan SBY yang sekaligus juga meresmikan monumen Trikora. Tiadanya tempat wisata yang menarik seperti di Bali atau Raja Ampat membuat enggan para wisatawan berkunjung, kecuali hanya beberapa situs sejarah zaman Perang Dunia II seperti makam tentara Jepang dan tempat pemandian MacArthur beserta bangkai tank yang sudah dijarah oleh tangan-tangan jahil untuk dijadikan perhiasan besi putih yang dijual di Ternate. Pantainya yang indah namun tak terurus turut membuat Morotai semakin tak menarik untuk dikunjungi. Semoga Sail Komodo tidak bernasib sama, minimal masih ada komodo yang layak untuk dikunjungi...
pemandian MacArthur
Pelabuhan Daruba
Makam Tentara Jepang pada PD II
Monumen Trikora
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya