Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kartu SIM Banyak Jaringan Memble

12 Februari 2015   18:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:20 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Betul bahwa hari ini internet sudah menjadi kebutuhan sehari-hari sehingga istilah sembako sudah tidak tepat lagi karena sudah ada yang kesepuluh yakni internet sebagai bahan pokok kehidupan masyarakat. Berbagai macam kartu SIM dijual murah demi memuaskan hawa nafsu masyarakat kita yang lagi demam selfie di medsos, apalagi diiming-imingi kecepatan tinggi hingga 14,4 MBps bahkan lebih besar dari itu. Harga paket internet makin bervariasi dan makin murah sehingga terjangkau oleh para pelajar yang uang jajannya pas-pasan.

Namun sayangnya, maraknya penjualan kartu SIM internet tidak berbanding lurus dengan peningkatan kapasitas jaringan. Ga usah jauh-jauh dari Jabodetabek, di wilayah sekitar rumah saya saja di daerah Ciledug, akses internetnya merem melek saat ini. Memang saat awal promosi sebuah kartu berbasis 4G, koneksi internet sangat kencang. Dua tiga bulan kemudian, kecepatan mulai menurun walau masih rada stabil. Akhir-akhir ini, sudah kecepatan turun drastis ga sampe 1 MBps, eh koneksinya mulai byar pet kayak listrik aja. Baru lima menit tiba-tiba akses jadi limited, lama-lama no internet access. Akhirnya terpaksa cabut baterai, lalu pasang lagi. Ga sampai lima menit, koneksi kembali macet.

Penjualan kartu yang jor-joran ternyata belum diimbangi dengan penambahan kapasitas jaringan terutama di wilayah pinggiran Jabodetabek. Padahal penjualannya sampai ke pelosok-pelosok perumahan yang nyaris tak terdeteksi di peta. Jaringan hanya bagus setelah lewat jam 12 malam hingga subuh. Setelah itu kembali mampet seperti sediakala. Memang dalam iklannya sih disebutkan kecepatan maksimal, tapi kan jangan jauh-jauh amat dong turunnya. Itu baru wilayah Ciledug yang deket banget dengan kota Jakarta, bagaimana daerah lain yang jauh dari peradaban?

Rupanya di kalangan provider sendiri belum menyadari (atau pura-pura tidak tahu) bahwa jaringan internet itu seperti jaringan jalan. Bukan mentang-mentang pakai angin trus bisa bebas aja koneksi berlarian. Jaringan jalan terbatas sementara jumlah mobil semakin membludak tentu menyebabkan kemacetan sekaligus mampetnya jalan. Demikian pula jaringan internet, kalau semakin banyak pengguna kartu SIM-nya tentu akan memacetkan lalu lintas data di udara. Keliatannya aja udara kosong melompong, padahal kalau di-scan sudah crowded layaknya jalan tol dalam kota yang selalu padat merayap.

Oleh karena itu, kalau memang belum BEP, STOP dulu penjualan kartu SIM-nya. Cari duit dari penjualan paket-paket internet lancar jaya yang memuaskan pelanggan. Baru setelah BEP segera tingkatkan kapasitas jaringan, jangan tunda-tunda lagi. Sayang pangsa pasar yang begitu besar, konon sudah mencapai 80 juta lebih pelanggan disia-siakan oleh mampetnya jaringan. Semoga pemerintah turun tangan membenahi persoalan kapasitas jaringan ini, jangan hanya sekedar mengatur regulasi saja. Toh jalan raya saja masih diurus pemerintah, apalagi cuma jaringan internet.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun