Travelling tidak melulu soal mengunjungi obyek wisata semata, tapi juga menikmati suasana lain di luar keseharian kita. Justru hal yang paling seru adalah berburu sesuatu yang unik dalam perjalanan, seperti berburu fenomena matahari terbit atau terbenam alias sunrise atau sunset.Â
Berburu sunrise atau sunset sebenarnya gampang-gampang susah tapi sangat memicu adrenalin, karena harus bersusah payah menggapai lokasi dan belum tentu berhasil mengabadikan momen tersebut. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat berburu sunset atau sunrise:
1. Â Cuaca
Cuaca berpengaruh besar terhadap bagus tidaknya bulatan matahari saat terbit atau terbenam. Seringkali awan menutupi sebagian atau seluruh bulatan matahari sehingga hanya tampak lembayung mewarnai awan. Lebih parah lagi bila cuaca hujan apalagi disertai guntur, acara pemotretanpun bisa bubar jalan.Â
Kalau sudah begini lupakan saja pengambilan foto karena bakal lama awan bergeser dari peraduan. Waktu di Lombok setelah pulang dari Gili, awan masih betah bergelayut, malah membentuk garis lebar seperti bendera Jepang saat Perang Dunia II, padahal waktu sudah masuk saat sunset tiba.
Posisi matahari harus di belakang laut jika mengambil foto dari pantai atau gunung jika mengambil foto di kaki bukit. Hal ini berarti pantainya harus menghadap ke timur untuk pengambilan foto sunrise atau barat untuk sunset. Yang membingungkan bila pantainya menghadap ke selatan atau utara, baik sunset maupun sunrise ada di sisi kiri atau kanan pantai. Hal ini tentu menyulitkan karena harus mengambil foto dari sudut, tidak bisa straight lurus ke depan.Â
Saya mengalaminya ketika berada di Kuta Lombok yang pantainya menghadap ke selatan, serba sulit mengambil posisi untuk pemotretan sunrise atau sunset. Paling mudah sih seperti di Bali, Pantai Kuta pas untuk pengambilan sunset karena pantainya menghadap ke barat, sementara Pantai Sanur menghadap ke timur cocok untuk pengambilan gambar sunrise.
Ada untung ruginya pengambilan foto saat sunrise maupun sunset. Kalau berburu sunrise kudu bangun pagi-pagi setelah subuh, dengan kondisi jalanan masih sepi dan di beberapa tempat rawan kejahatan. Enaknya tidak banyak orang beredar di pantai sehingga kita bisa leluasa mengambil gambar.Â
Beda dengan sunrise, kita mengambil saat sore hari menjelang petang, jadi banyak orang beredar sehingga sulit mengambil gambar dengan bersih tanpa terlihat sosok manusia atau sampah yang bertebaran. Kadang saya harus berebut posisi dengan fotografer lain di salah satu sudut agar bisa mengambil gambar yang paling cute ....
Waktu yang tepat tentunya pagi hari setelah subuh kalau mau mengambil sunrise atau sore hari menjelang sunset. Jadi kita harus memperkirakan berapa waktu tempuh dari penginapan atau tempat kita nangkring terakhir menuju ke pantai atau kaki bukit untuk mengambil gambar. Jangan sampai terjebak macet di jalan, seperti di Kuta bila sore hari pasti penuh kendaraan bermotor rebutan parkir. Cari penginapan dekat pantai atau kaki gunung, agar bisa dijangkau dengan berjalan kaki saja.
Saat di Buton saya masih berada di perbukitan saat menjelang sunset dan mentari masih tampak bulat, namun begitu tiba di pantai sepuluh menit kemudian, awan tiba-tiba menyelimuti sehingga hilanglah bulatan sempurna tenggelamnya mentari, berganti menjadi foto pemandangan pantai saja.
Itulah sekelumit serunya berburu sunset atau sunrise. Bagi saya lebih menarik mengambil foto sunset atau sunrise di pantai karena lebih tampak jelas ketimbang di kaki bukit. Selain itu mentari terbit lebih menantang karena harus bangun pagi hari melawan kantuk dan ketakutan akan kerawanan di jalan saat berburu sunrise.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI